Network
MATA BANDUNG - Permasalahan tumpukan sampah yang belum terkelola dengan baik terus menjadi sorotan di Kabupaten Garut. Faktanya, pelayanan pengelolaan sampah oleh pemerintah masih belum optimal, dengan hanya 13 dari 42 kecamatan yang menerima layanan, sementara kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah masih minim. Akibatnya, timbulan sampah terus meningkat dan menjadi masalah yang sulit diatasi.
"Kebersihan harus menjadi bagian dari kebutuhan," ujar koordinator Fasilitator Kang Raling, Tini Martini Tapran.
Dalam upaya menyikapi hal ini, pada Hari Jumat, 22 Maret 2024, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut bersama Yayasan Generasi Semangat Selalu Ikhlas (GSSI) menggelar kegiatan "Kolak Ramadhan" di Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk anak-anak, pemuda, warga, pelajar, mahasiswa, aktivis lingkungan, pegawai DLH Kabupaten Garut, media, serta komunitas pecinta lingkungan.
Lebih lanjut, Desa Mekargalih dipilih sebagai lokasi kegiatan karena telah dijadikan percontohan Desa Ramah Lingkungan (Kang Raling) pada tahun 2024, yang didukung penuh oleh DLH Kabupaten Garut. Program Kang Raling sendiri bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dan perbaikan lingkungan.
Rangkaian kegiatan "Kolak Ramadhan" terdiri dari tiga tahap utama. Pertama, aksi pungut sampah di dua titik open dumping di RW 05 dan RW 06 Desa Mekargalih, yang menjadi perhatian utama masyarakat setempat. Kedua, dilakukan edukasi door-to-door kepada seluruh warga di kedua RW tersebut sebagai tindak lanjut dari kegiatan bersih-bersih. Dan ketiga, penghargaan diberikan kepada seluruh elemen masyarakat yang telah berkontribusi dalam program Kang Raling.
