Pemerintah Menghimbau Masyarakat Tidak Perlu Khawatir Nyamuk Wolbachia, Kemenkes : Tidak Ada Rekayasa Genetik

17 November 2023, 10:21 WIB
Pemerintah mengumumkan bahwa uji coba bakteri Wolbachia untuk mengatasi DBD akan diperluas, simak penjelasannya. /Pexels.com / Jimmy Chan/

MATA BANDUNG - Heboh beredar postingan di sosial media terkait kekhawatiran masyarakat soal metode nyamuk Wolbachia yang digunakan Pemerintah untuk menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Komentar warganet di berbagai platform sosial media pun beragam menanggapi metode yang dipilih Pemerintah untuk menangani kasus DBD. Ada yang khawatir, menolak dan kebingungan terkait hal tersebut.

Menanggapi hal tersebut  Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, R.A. Adaninggar Primadia Nariswari mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir tentang penyebaran nyamuk berbakteri Wolbachia, yang dilakukan untuk mengurangi tingkat DBD di beberapa wilayah di Indonesia.

Baca Juga: Kurangi Kasus DBD, Pemkot Bandung Terapkan Metode Nyamuk Wolbachia

"Apa benar nyamuk ini hasil rekayasa genetik? Kalau sudah mikir genetik pasti sudah mikir macam-macam, padahal sebenarnya nyamuk ini atau yang nanti disebarkan tidak ada rekayasa genetik,"ucap Dr. Ningz dalam postingan videonyapada Kamis, 16 November 2023 di akun Instagram pribadinya @drningz.

Dr. Ningz, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa bakteri Wolbachia, yang dapat mengurangi virus dengue, adalah bakteri alami yang ada pada 60% jenis serangga, termasuk kupu-kupu, capung, ngengat, dan lalat.

"Ini adalah bakteri yang alami ada, jadi gak dibuat-buat," tambahnya.

Dr. Ningz menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia dapat diperbanyak dengan mengawinkan nyamuk dengan bakteri tersebut.

Baca Juga: Tips Menghindari Infeksi Akibat Gigitan Nyamuk

Dia mengatakan, "Jadi, kalau ada nyamuk jantan yang mengandung Wolbachia dan kawin dengan nyamuk betina yang tidak mengandung Wolbachia, ini telurnya tidak akan menetas. Kalau yang mengandung Wolbachia adalah betina, nanti seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia dan akan menjadi nyamuk yang mengandung Wolbachia."

Dia menambahkan bahwa diharapkan bahwa bakteri Wolbachia akan terkandung dalam seluruh nyamuk Aedes aegypti selama beberapa generasi, sehingga dapat mengurangi penyebaran virus dengue.

Menurutnya, tidak ada yang menggunakan rekayasa genetik, baik dari nyamuknya maupun Wolbachia-nya, karena semua prosesnya alami, baik dari Wolbachia maupun regenerasi atau perkembangbiakan nyamuknya.

Baca Juga: Wow, Inilah Satu-Satunya Negara Di Dunia Yang Tidak Ada Nyamuk

Dr. Ningz kemudian memastikan bahwa penyebaran nyamuk Wolbachia bukan uji coba yang belum terbukti karena bakteri ini telah dipelajari sejak 2011.

Dia mengatakan bahwa banyak negara endemis DBD, seperti Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka, juga melakukannya. Penyebaran nyamuk Wolbachia di Yogyakarta, Indonesia, mampu mengurangi kesakitan akibat DBD hingga 77% dan risiko rawat inap menjadi 86%.

Dr. Ningz mengatakan bahwa meskipun teknologi Wolbachia berguna dan efektif, pencegahan DBD harus dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, jangan lupa 3M plus, menutup, menguras, dan mengubur.

Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, sebelumnya telah menggunakan teknik penyebaran telur nyamuk Wolbachia untuk mengurangi jumlah kasus Demam Berdarah Deangeu (DBD) yang terjadi di daerah tersebut. Kota Bandung dipilih untuk menjadi tempat percontohan nyamuk Wolbachia.

Baca Juga: Jadi Incaran Konsumen, Shopee 11.11 Big Sale Dukung Produk Lokal dan UMKM

Di Bandung, Minggu, 12 November 2023,Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ira Dewi Jani, menyatakan bahwa ini mungkin merupakan tempat pertama.

Metode Wolbachia terjadi ketika bakteri Wolbachia dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes Aegypti, yang akhirnya menghasilkan nyamuk dewasa.

Jika seorang pengidap virus Dengue digigit oleh nyamuk, virus yang dihisap akan mati dengan bakteri Wolbachia, sehingga nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat menyebarkan virus lagi ke orang lain.

Baca Juga: Shopee 11.11 Big Sale, Pesanan Ekspor Brand Lokal dan UMKM Meningkat Lebih dari 4 Kali Lipat

"Jadi nyamuk Aedes Aegypti yang diinjeksi kuman Wolbachia tadi sudah aman dan tidak akan menyebarkan DBD. Kemudian nanti akan berkembang biak dengan nyamuk Aedes Aegypti lainnya," kata Ira.

Selain itu, metode Wolbachia, yang pertama kali diterapkan di DIY, terbukti berhasil menurunkan kasus DBD sebesar 77% dan jumlah rawat inap di rumah sakit sebesar 86%.

Selain itu, Ira mengatakan bahwa inovasi ini bertujuan untuk mengurangi paparan kimia yang dihasilkan oleh metode fogging. Metode Nyamuk Wolbachia ini diharapkan lebih murah dan lebih aman bagi lingkungan dan masyarakat, secara ekonomis metode ini lebih murah.***

Editor: Mia Nurmiarani

Tags

Terkini

Terpopuler