MATA BANDUNG - Pesta demokrasi tinggal 10 hari lagi. Berbagai persiapan telah dibuat. Begitu pun pelayanan informasi terhadap masyarakat yang termasuk kalangan inklusif. Salah satunya adalah fasilitas kegiatan sulih suara yang diberikan oleh kementrian komunikasi dan informatika pada saat debat para calon presiden.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (KIP) Kementeriaan Kominfo, Usman Kansong menyatakan dalam rilis pers Minggu bahwa fasilitas kegiatan sulih suara merupakan upaya informasi visi dan misi paslon pemimpin bangsa bisa dijangkau oleh semua kalangan, lebih inklusif.
“Yang terpenting dari upaya ini adalah informasi terkait visi dan misi paslon pemimpin bangsa bisa dijangkau semua kalangan, lebih inklusif," kata Usman.
Diharapkan pula dengan kegiatan ini, para penyandang disabilitas mendapatkan pemahaman yang utuh sekaligus pendidikan politik dari debat sebelum mereka menentukan pilihan pada pemilu kali ini.
“Sehingga Pemilu 2024 terselenggara secara inklusif dan ramah dengan teman-teman disabilitas,” kata Usman.
Usman pun menegaskan bahwa fasilitas kegiatan sulih suara ini merupakan kebijakan pemerintah terhadap pengakuan dan perlindungan hak-,hak politik semua warga negara tanpa memandang jenis kelamin, usia, disabilitas, etnis, agama atau latar belakang sosial dan ekonomi. Sepanjang memenuhi persyaratan.
Sulih suara ini sudah dilakukan saat debat pilpress ke empat pada 21 Januari 2024. Dan menurut rencana, kegiatan ini pun akan dilakukan pada saat debat kelima yang digelar Minggu.
Kegiatan ini dilakukan oleh kementrian Diskominfo bekerja sama dengan Pengurus Pusat Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesis (Gerkatin). Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Laura Lesmana Wijaya pun mengapresiasi upaya kementrian Kominfo ini.
Laura berharap kerja sama yang terjalin tidak hanya sesaat melainkan dapat dijadkan tugas negara yang permanen. Langkah kerja sama ini dapat menjadi model akses informasi bagi daerah-daerag lainnya untuk selalu menggandeng dan melibatkan komunitas Pusbisindo.
"Mitra kami sangat kuat karena memiliki tujuan yang sama yakni ingin memberikan akses yang penuh, adil, dan inklusif untuk teman-teman tuli. Maka kami merasa perlu menggandeng Kominfo untuk akses dan fasilitas komunikasi dan informasi dengan kualitas yang tinggi," tambah Laura lagi
Selain kegiatan sulih suara sebagai bentuk penyetaraan hak politik bagi para penyandang disabilitas yang tengah dilakukan Diskominfo. Hal lain yang tidak kalah menarik dan dapat menjadi role model pengakuan dan penyataraan hak-hak politik terlihat dari kegiatan sortir dan lipat suara di KPU kota Cirebon yang mempekerjakan Sembilan orang tuna rungu dan tuna wicara.
Berkat bantuan para teman disabilitas akhirnya tahap sortir dan lipat yang seharusnya memakan 10 hari menjadi 2 hari saja sudah beres. Kegiatan ini selain menjadi bentuk demokratis bagi para penyandang inkulisf juga dapat menjadi fasilitas mereka mendapatkan upah yang layak dari sortir dan lipat kertas suara.
Pada akhirnya, Pemilu 2024 bukan sebatas arena pesta demokrasi biasa. Ini adalah panggung keberagaman tidak hanya diakui tetapi dihargai dan dirayakan.***