Pelajar Myanmar Tolak Kebijakan Junta Militer!!!

- 20 Mei 2021, 13:30 WIB
Aktivis Myanmar Klaim Lebih dari 800 Orang Tewas oleh Pasukan Keamanan Sejak Kudeta Militer
Aktivis Myanmar Klaim Lebih dari 800 Orang Tewas oleh Pasukan Keamanan Sejak Kudeta Militer /Unsplash/Gayatri Malhotra

MATA BANDUNG - Mayjen Zaw Min Tun juru bicara junta militer Myanmar, mengatakan bahwa akan membuka kembali sekolah dasar negeri, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas pada 1 Juni 2021

Kabar tersebut tidak disambut baik oleh 10 juta pelajar di Myanmar, mereka ramai - ramai menolak masuk sekolah jika junta militer masih berkuasa.

Baca Juga: Pola Kasus Korupsi Bansos Covid - 19 Terlihat Didaerah, KPK Melakukan Penyelidikan Lebih Jauh.

Para pelajar gelisah, jika mereka kembali kesekolah dan masih junta militer yang berkuasa, maka akan ada "pengajaran perbudakan ala militer".

"Saya mau masuk sekolah ketika revolusi (melengserkan junta militer) berhasil," ujar Eain, salah satu pelajar di Myanmar, berusia 14 tahun.

"Saya takut pergi ke sekolah jika militer masih berkuasa. Saya harus berkontribusi terhadap perjuangan merebut demokrasi," tuturnya.

Baca Juga: Rektor Unpad Desak Pemerintah Mengimplemantasikan Kebijakan Satu Data

Junta militer yang dipimpin Min Aung Hlaing membuat Myanmar bergejolak ketika mengkudeta kepemimpinan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 yang lalu.

Aung San Suu Kyi yang berasal dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi dituding melakukan kecurangan saat memenangi pemilihan umum.

Ketika junta militer berkuasa, masyarakat Myanmar ramai - ramai turun kejalan untuk menolak pemerintahan junta militer.

Halaman:

Editor: Ilhamdi T

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x