"Kami berkewajiban untuk mematuhi undang-undang sanksi AS. Ini termasuk melarang akun yang tampaknya mewakili diri mereka sendiri sebagai akun resmi Taliban. Kami mencari lebih banyak informasi dari otoritas AS yang relevan mengingat situasi yang berkembang di Afghanistan." ujarnya.
Seperti yang diketahui banyak orang, Taliban menguasai Afganistan sejak satu pekan lalu, tepatnya 15 Agustus 2021.
Taliban memasuki Kabul setelah mantan presiden Ashraf Ghani meninggalkan negeri itu tanpa perlawanan.
Ini menyebabkan evakuasi besar-besaran warga asing mengingat situasi tak kondusif.
AS, Inggris, Jerman hingga Jepang telah menutup kedutaan dan memulangkan warga negaranya masing-masing.
Baca Juga: Bantuan Sosial Tunai BST Dipotong Kepala Dusun, Alasannya Bikin Emosi!!
Kelompok Taliban tidak akan dapat menguasai aset dan dana milik negara Afghanistan, pasalnya akses untuk menuju sebagian besar uang tunai dan stok emas negara tidak diberikan oleh Bank Sentral Afghanistan itu sendiri. *