Penting Untuk Dipahami Ibu-Ibu, Stunting Tahap Awal dan Upaya Pencegahannya

- 5 Juli 2022, 17:50 WIB
Penting untuk dipahami khususnya Ibu-ibu akan Stunting tahap awal dan bagaimana upaya pencegahannya.
Penting untuk dipahami khususnya Ibu-ibu akan Stunting tahap awal dan bagaimana upaya pencegahannya. /pixabay/@silvarita

MATA BANDUNG - Penting untuk dipahami khususnya Ibu-ibu akan Stunting tahap awal dan bagaimana upaya pencegahannya.

Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau usia dini dapat menyebabkan dampak merugikan bagi anak, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang.

Khususnya, jika gangguan pertumbuhan dimulai pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan yang dihitung sejak konsepsi) hingga usia dua tahun.

Baca Juga: Jadwal Kajian Islam Bandung Offline dan Online Selasa, 5 Juli 2022 Ba'da Maghrib dan Isya

Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, tapi dapat dilakukan upaya untuk perbaikan gizi guna meningkatkan kualitas hidupnya.

Pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Pencegahan stunting yang dapat Ibu-ibu lakukan adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah Stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.

Ibu yang sedang mengandung agar selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.

Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

Baca Juga: Sering Konsumsi Makanan Olahan Bisa Turunkan Daya Ingat, Ini Penjelasannya

2. Berikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

ASI berpotensi mengurangi peluang Stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.

Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.

Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat.

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI.

Baca Juga: Siap-siap, Vaksin Booster Akan Jadi Syarat Bepergian dan Akses Area Publik

Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah Stunting.

WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan, di sisi lain sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut, konsultasikan dulu dengan dokter.

4. Terus memantau tumbuh kembang anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.

Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

5. Selalu jaga kebersihan lingkungan

Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, termasuk diare terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor.

Baca Juga: BPH Migas Ungkap Jenis Mobil yang Masih Boleh Isi Pertalite

Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting, sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.

Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Baca Juga: Episode 227 Master In The House Dengan Guest Blue House ‘Kediaman Presiden Korea Selatan’

Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak diolah dari berbagai sumber.

Editor: Ipan Sopian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah