"Bahkan saya melihat sampai kepada Perguruan Tinggi pun jauh sebelumnya, beberapa kampus yang saya lihat, ada intervensi Pemerintah. Dalam hal ini, yang mewakilinya itu dari Kementerian," kata Iskandar
"Itu sudah mengobok-ngobok, sehingga Rektor yang terpilih itu, Rektornya dalam bahasa awamnya dibilang orang-orang Rektor-nya pemerintah. Yang menangnya siapa, tapi karena suara menteri 35% itu diobok-obok, jadinya enggak menang yang pilihan dari Universitas," tutur Iskandar.
Menurutnya, jika kalangan akademisi khususnya para Guru Besar tidak berpendapat, bisa-bisa nanti hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keretakan dan kekacauan.
"Jadi kalau kita dibilang partisan, Saya pikir itu upaya-upaya untuk membungkam kebenaran. Dari sisi tanggung jawab, kita sebagai seorang Guru Besar ini harus kita tegakkan," tambah Iskandar.
Iskandar lalu menutup sesinya dalam aksi seruan moral dengan sebuah pantun yang Ia ciptakan sendiri.
"Burung garuda burung perkasa dipakai sebagai lambang negara
Apa tandanya kita sebagai seorang yang disebut guru besar dan ilmiah
Tidak lain adalah menyampaikan dengan tegas kebenaran itu adalah benar
Yang enggak benar itu, juga tidak benar."***