Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa

- 22 Maret 2024, 14:49 WIB
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa /

Padahal, sekolah harus tetap menjadi prioritas. Mereka pun harus menuntaskan tugas-tugas dan ujian sekolah sebagai syarat kelulusan sehingga mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa terkadang merasakan kebingungan dalam mengelola waktu, bahkan mengelola kondisi kesehatan karena padatnya aktifitas. Lalu, apa dampak yang akan terjadi pada siswa jika merasa “kewalahan” dengan berbagai hal yang dihadapi untuk mengejar targetnya masing-masing?. Tentu saja sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap psikologis siswa.

Oleh karena, kata Wida, banyaknya dorongan atau tuntutan target yang ingin dicapai, tidak sedikit siswa yang tidak nyaman, merasa tertekan dan merasa terbebani oleh keadaan yang mengharuskannya banyak belajar dan latihan soal untuk mengejar target skor yang harus dicapai untuk masuk ke PTN sehingga menimbulkan stress belajar, atau dalam sebuah jurnal pendidikan disebut dengan stress akademik.

Menurut Sarafino & Smith (2011), stress merupakan suatu proses seorang individu untuk mengubah dampak negatif yang dimunculkan dari stress dengan melakukan perubahan perilaku, kognitif serta emosional dan juga stress tidak hanya berupa stimulus atau respon.

Baca Juga: Shin Tae-yong: Jangan bilang Indonesia Beruntung Menang atas Vietnam

Sejalan dengan temuan Taufik dkk (2013), Stres akademik pada siswa bisa terjadi apabila tekanan dari lingkungan lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki.
Stres akademik dapat diartikan sebagai respon yang dihasilkan dari harapan atau tekanan yang terlalu tinggi yang dititik beratkan kepada siswa dalam meraih suatu prestasi atau target akademik.

Stres akademik yang terjadi dapat dilihat dari perubahan perilaku seperti siswa lalai dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas, mendapat nilai yang kurang memuaskan, sulit berkonsentrasi, sering bolos sekolah, serta cendrung merasa rendah diri dan tidak optimis dalam meraih prestasi akademik. Peran sekolah dan orang tua sangat penting untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

SMA Mutiara Bunda sangat memperhatikan bagaimana siswa dapat memiliki ambisi positif untuk memunculkan potensi demi mencapai target masing-masing. Secara akademik, siswa diberikan program scholastic class berupa pengenalan soal-soal skolastik yang biasa dipakai dalam jalur tes penerimaan mahasiswa baru seperti UTBK.

Program ini diberikan kepada siswa di level 12 secara berkala sejak semester awal di level 12 dengan porsi yang cukup. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan manajemen waktu dan beban belajar siswa untuk menghindari munculnya stress akademik.

Siswa pun tidak perlu bepergian jauh untuk datang ke tempat bimbingan belajar tertentu karena sudah difasilitasi sekolah, sehingga mereka bisa belajar dengan fokus dan nyaman. Selain itu, secara psikologis, siswa juga didampingi oleh psikolog dan guru BK untuk meminimalisir munculnya dampak stress akademik sehingga mereka bisa mencapai hasil yang optimal.

Pemberian soal-soal yang sangat bervariasi dan biasa muncul dalam tes UTBK juga memperhatikan bobot tingkat kesulitan soal. Banyak siswa yang mengeluhkan soal-soal latihan di luar sana jauh lebih sulit dan tidak sesuai dengan tes yang diikuti.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x