Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa

- 22 Maret 2024, 14:49 WIB
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa
Menyiapkan Masa Depan : antara Ambisi dan Potensi, Kenali Stress Akademik pada Siswa /

MATA BANDUNG -Masa SMA merupakan masa sekolah yang paling berkesan, benarkah? Sudah pasti masa SMA juga merupakan masa-masa yang penting bagi siswa untuk menyiapkan masa depan mereka. Tentu saja setiap siswa ingin memasuki kampus impian untuk membantu meraih cita-cita terutama berkaitan dengan profesi yang ingin ditekuni di masa depan, sesuai dengan potensi dan minat siswa.

Namun tak jarang, siswa bahkan orang tua benar-benar tahu akan apa yang sebetulnya dibutuhkan oleh anak untuk persiapan menuju masa setelah bangku SMA. Sehingga peran sekolah pun cukup besar dalam hal ini.
Kepala Sekolah SMA Mutiara Bunda Wida Rahmawati, S.Pd., M.I.L. mengatakan bahwa SMA Mutiara Bunda sebagai sekolah inklusi yang menerima siswa dengan berbagai keunikannya, memfasilitasi siswa mempersiapkan masa depan terutama menuju jenjang perguruan tinggi dalam University Preparation Program.

Wida mengatakan Program ini menyajikan rangkaian kegiatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tajuk “Light Up Your Future”. Program University Preparation menyiapkan siswa untuk menyongsong masa depan melalui berbagai rangkaian kegiatan, baik kegiatan yang bersifat akademis maupun non akademis, seperti tes minat bakat, Expo perguruan tinggi, try out UTBK, hingga kelas pemantapan UTBK yaitu scholastic class.

Baca Juga: Gempa Berkekuatan 6 Magnitudo di Timur Laut 132 Km dari Tuban Terasa Di Jawa Timur dan Jawa Tengah

Berbekal pelayanan individual, siswa didampingi secara intensif untuk memasuki jenjang perkuliahan di berbagai perguruan tinggi baik itu Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN), dan institusi pendidikan lainnya melalui berbagai jalur masuk perguruan tinggi sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Menurut dia, Dewasa ini, minat siswa terhadap PTN senantiasa tinggi. Ditambah lagi dengan banyaknya universitas yang mengembangkan program – program studi yang inovatif sesuai perkembangan zaman yang cukup menjanjikan. Hal tersebut membuat siswa memiliki target masing – masing yang perlu dikejar dengan sungguh-sungguh.

Fenomena “anak ambis” pun muncul dikalangan para pelajar dimana memandang siswa yang memiliki target akademik dan usaha tinggi untuk memperoleh capaian akademik yang baik. Tak ayal banyak orang tua memasukkan anaknya untuk belajar tambahan di lembaga bimbingan belajar untuk program persiapan masuk ke perguruan tinggi.

Baca Juga: Loker Rekrutmen Bersama BUMN, Cek Info Lengkapnya di Sini

Padahal ambisi yang positif juga diperlukan selama bisa diarahkan dengan baik sebagai bahan bakar untuk memotivasi siswa mencapai targetnya. Tak sedikit juga siswa yang merasa kewalahan dengan tugas latihan soal dan banyaknya pertemuan yang mereka harus penuhi untuk mengejar target yang diberikan oleh bimbingan belajar yang diikutinya.

Padahal, sekolah harus tetap menjadi prioritas. Mereka pun harus menuntaskan tugas-tugas dan ujian sekolah sebagai syarat kelulusan sehingga mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa terkadang merasakan kebingungan dalam mengelola waktu, bahkan mengelola kondisi kesehatan karena padatnya aktifitas. Lalu, apa dampak yang akan terjadi pada siswa jika merasa “kewalahan” dengan berbagai hal yang dihadapi untuk mengejar targetnya masing-masing?. Tentu saja sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap psikologis siswa.

Oleh karena, kata Wida, banyaknya dorongan atau tuntutan target yang ingin dicapai, tidak sedikit siswa yang tidak nyaman, merasa tertekan dan merasa terbebani oleh keadaan yang mengharuskannya banyak belajar dan latihan soal untuk mengejar target skor yang harus dicapai untuk masuk ke PTN sehingga menimbulkan stress belajar, atau dalam sebuah jurnal pendidikan disebut dengan stress akademik.

Menurut Sarafino & Smith (2011), stress merupakan suatu proses seorang individu untuk mengubah dampak negatif yang dimunculkan dari stress dengan melakukan perubahan perilaku, kognitif serta emosional dan juga stress tidak hanya berupa stimulus atau respon.

Baca Juga: Shin Tae-yong: Jangan bilang Indonesia Beruntung Menang atas Vietnam

Sejalan dengan temuan Taufik dkk (2013), Stres akademik pada siswa bisa terjadi apabila tekanan dari lingkungan lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki.
Stres akademik dapat diartikan sebagai respon yang dihasilkan dari harapan atau tekanan yang terlalu tinggi yang dititik beratkan kepada siswa dalam meraih suatu prestasi atau target akademik.

Stres akademik yang terjadi dapat dilihat dari perubahan perilaku seperti siswa lalai dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas, mendapat nilai yang kurang memuaskan, sulit berkonsentrasi, sering bolos sekolah, serta cendrung merasa rendah diri dan tidak optimis dalam meraih prestasi akademik. Peran sekolah dan orang tua sangat penting untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

SMA Mutiara Bunda sangat memperhatikan bagaimana siswa dapat memiliki ambisi positif untuk memunculkan potensi demi mencapai target masing-masing. Secara akademik, siswa diberikan program scholastic class berupa pengenalan soal-soal skolastik yang biasa dipakai dalam jalur tes penerimaan mahasiswa baru seperti UTBK.

Program ini diberikan kepada siswa di level 12 secara berkala sejak semester awal di level 12 dengan porsi yang cukup. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan manajemen waktu dan beban belajar siswa untuk menghindari munculnya stress akademik.

Siswa pun tidak perlu bepergian jauh untuk datang ke tempat bimbingan belajar tertentu karena sudah difasilitasi sekolah, sehingga mereka bisa belajar dengan fokus dan nyaman. Selain itu, secara psikologis, siswa juga didampingi oleh psikolog dan guru BK untuk meminimalisir munculnya dampak stress akademik sehingga mereka bisa mencapai hasil yang optimal.

Pemberian soal-soal yang sangat bervariasi dan biasa muncul dalam tes UTBK juga memperhatikan bobot tingkat kesulitan soal. Banyak siswa yang mengeluhkan soal-soal latihan di luar sana jauh lebih sulit dan tidak sesuai dengan tes yang diikuti.

Setelah mendapatkan latihan soal dan bagaimana cara memecahkannya, siswa diberikan Try Out secara berkala untuk mengevaluasi pencapaian belajar mereka, serta sejauh mana mereka dapat mencapai target yang ditentukan, tentu saja disertai dengan hasil analisis yang detail sehingga siswa tahu betul bagian mana yang harus dikuatkan. Hal tersebut dapat membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien, sehingga meminimalisir resiko terjadinya stress akademik.

Selain dipersiapkan secara kognitif, siswa juga diberikan persiapan menuju masa depan dalam aspek rohani agar siswa memperoleh keseimbangan hidup dan lebih survive dan adaptif. Melalui program Hop of Life, siswa juga dibekali untuk menghadapi kehidupan sesungguhnya di masyarakat nanti sesuai fitrahnya sebagai muslim dan muslimah sejati. Hal ini dapat menjadi kegiatan yang komprehensif dalam menyiapkan masa depan siswa yang gemilang, sebagaimana tajuk program University Preparation di SMA Mutiara Bunda, Light up your future.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x