Solusi Hakiki untuk Akhiri Derita Palestina

- 25 Mei 2021, 04:45 WIB
Solusi Hakiki untuk Akhiri Derita Palestina
Solusi Hakiki untuk Akhiri Derita Palestina /Instagram/mohamedhadid//

Untuk mengembalikan al-Quds dan membebaskan kembali Palestina dari cengkeraman kaum Zionis Yahudi saat ini, apa yang dilakukan oleh Salahuddin al-Ayyubi patut diteladani. Tidak lain jihad. Jihadlah jalan satu-satunya bagi pembebasan al-Quds dan Palestina.

Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS. Al-baqarah: 218)

Jihad adalah perintah Allah SWT, ketika Allah memerintahkan maka ada kebaikan di dalamnya. Jika ada kemauan politik dari para penguasa Arab dan Muslim, sebetulnya jihad untuk mengusir kaum Zionis Yahudi bukan perkara yang sulit dilakukan. Namun faktanya, setelah pendudukan Palestina oleh kaum Zionis Yahudi berjalan lebih dari 70 tahun, mengharapkan para penguasa Arab dan Muslim mau mengerahkan pasukan mereka untuk berjihad membela Palestina ibarat jauh panggang dari api.

Apalagi tragedi Palestina hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. Jelas, Palestina bukan tragedi pertama bahkan mungkin bukan yang terakhir yang menimpa umat Islam. Sebelum ini, bahkan hingga kini, masih sedang berlangsung tragedi pembantaian umat Islam di Myanmar (Burma); di Xinjiang, Cina; di Kashmir, India; dan lain-lain.

Dengan seabreg penderitaan umat di berbagai belahan dunia saat ini, jelas umat makin membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Sebabnya jelas, sebagaimana sabda Rasulullah saw.: "Imam (Khalifah) itu laksana perisai; kaum Muslim diperangi (oleh kaum kafir) di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya." (HR Muslim).

Apa yang disabdakan Rasulullah saw. di atas pernah dibuktikan dalam sejarah oleh para khalifah pada masa lalu. Salah satunya Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang sukses menaklukkan Kota Amuriyah, kota terpenting bagi imperium Romawi saat itu, selain Konstantinopel.

Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’âtsir al-Inâfah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan kota itu pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.

Menurut Ibn Khalikan dalam Wafyah al-A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kâmil fî at-Târîkh, saat berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah, saat itu sang Khalifah sedang berada di atas tempat tidurnya. Ia segera bangkit seraya berkata, “Aku segera memenuhi panggilanmu!”

Tidak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah. Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya terbunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Khalifah pun berhasil membebaskan wanita mulia tersebut. Khalifah lalu berkata di hadapan wanita itu, “Jadilah engkau saksi untukku di depan kakekmu (Nabi Muhammad saw.), bahwa aku telah datang untuk membebaskan kamu.”

Semoga Allah SWT merahmati Al-Mu’tashim Billah. Umat memang butuh Khilafah, juga seorang Khalifah seperti Al-Mu'tashim Billah. Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki kembali Khilafah, juga pemimpin pemberani yang mengayomi seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang akan menjaga kehormatan kaum Muslim dan menolong kaum yang tertindas.

Halaman:

Editor: Mia Dasmawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah