MATA BANDUNG - Prabowo Subianto, Capres nomor urut 2, mengajak masyarakat agar tidak saling menjelekkan, terutama bagi pihak-pihak yang sedang dan pernah bersaing. Namun, di satu kesempatan ia sebut Capres lain 'otaknya lamban'.
"Kalau kita saling menjelek-jelekkan, kapan selesainya?" ucapnya di acara menyapa relawan tim kampanye daerah (TKD) se-Kalimantan Selatan di GOR Rudy Resnawan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu 20 Januari 2024.
"Si A menjelekkan si B, emangnya B bukan manusia? Kalau B sakit hati, B menjelekkan si A, A menjelekkan si B, kapan selesainya?" kata Prabowo Subianto menambahkan.
Dia menekankan bahwa rakyat sendiri tidak suka jika harus melihat para pemimpinannya saling menjelekkan. Menurutnya, sebagai manusia tentu wajar seseorang memiliki kesalahan dalam hidupnya, tetapi bukan berarti hal itu dijadikan alasan untuk saling bertikai.
Kontradiktif
Namun, berbanding terbalik dengan pernyataannya yang mengajak untuk tidak saling mengejek, Prabowo Subianto justru menyebut Capres lain memiliki otak yang lamban. Bak 'menjilat ludah sendiri', sosok yang menyerukan untuk jangan saling menjelekkan justru menghina Capres lain.
Pernyataan itu keluar pada saat dia berkampanye di Kalimantan Barat, tepatnya kala merespons penilaian capres lain terhadap program makan siang gratis yang diusungnya bersama Gibran Rakabuming Raka.
Menteri Pertahanan (Menhan) itu heran, capres tersebut menganggap programnya tidak lebih penting dari program internet gratis. Meski tak menyebut nama Capres yang dimaksud, tetapi pernyataan itu tampaknya ditujukan kepada Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Janji Beri Hadiah kepada Pemburu Koruptor dan Sahkan RUU Perampasan Aset, Anies: Koruptor Harus Dimiskinkan!
Kalimat 'otak lamban'
Pasalnya, program internet gratis diusung oleh Paslon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Menurut Prabowo Subianto, cara berpikir seperti itu salah besar. Dia pun menyayangkan ada seorang Capres yang lebih mementingkan layanan internet dibanding memenuhi kebutuhan primer keluarga tidak mampu.