Balas Dendam Makan Selama Ramadhan yang Tak Terkontrol Bisa Akibatkan Gangguan Tidur dan Penyakit Lain

- 23 Maret 2024, 14:01 WIB
Ilustrasi makanan tradisional yang biasa untuk berbuka puasa.
Ilustrasi makanan tradisional yang biasa untuk berbuka puasa. /Photosforyou/pixabay.com

MATA BANDUNG - Saat Ramadhan seperti sekarang biasanya terjadi apa yang biasa orang sebut 'makan balas dendam' setelah waktu berbuka puasa. Bahkan porsi dan frekuensi makan jadi lebih banyak ketimbang hari-hari biasa. 

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa asupan dalam makanan dapat menentukan waktu tidur seseorang yang bisa berakibat terjadi gangguan tidur. Padahal sejatinya makanan harusnya memberikan energi pada seseorang, bukan bibit atau 'bom waktu' penyakit, termasuk gangguan tidur.

Pada dasarnya, setiap orang memerlukan kualitas tidur yang baik. Tidur yang berkualitas itu tidak hanya memberikan istirahat dan pemulihan tetapi juga melindungi orang dari banyak masalah kesehatan jangka panjang seperti stres, masalah jantung hingga diabetes.

Baca Juga: Hasil Penelitian Baru Diet Nabati Bisa Bantu Atasi Salah-satu Gangguan Tidur Paling Mengganggu, Mendengkur

Takjil buka puasa.
Takjil buka puasa. Samsung
Dalam sebuah studi di Amerika Serikat yang menghubungkan antara makanan yang dikonsumsi pada seseorang dan pengharuhnya pada kualitas tidur mereka. Studi ini dilakukan pada 23 atlet perguruan tinggi perempuan, para peneliti mengevaluasi bagaimana waktu tidur dipengaruhi oleh konsumsi nutrisi mereka.

Temuan menunjukkan bahwa atlet yang mengonsumsi lebih banyak karbohidrat dan vitamin B12 dan C tidur lebih awal dan bangun lebih awal dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi lebih sedikit nutrisi ini.

Para peneliti mengatakan itu mungkin karena nutrisi ini membantu sintesis hormon vital yang mengatur tidur, termasuk serotonin dan melatonin.

Baca Juga: Atasi Gangguan Tidur Tanpa Obat, Simak di Sini

"Untuk atlet, kesuksesan diukur tidak hanya dengan kesiapan untuk tampil tetapi juga ketahanan di dalam dan di luar lapangan," kata peneliti dan seorang mahasiswa doktoral di West Virginia University, Lauren Rentz yang ditulis di dalam laman kesehatan Medical Dialy.

Para atlet memakai cincin pintar yang melacak tidur mereka selama 31 malam berturut-turut selama musim kompetisi. Asupan makanan para peserta juga dicatat pada tiga hari terakhir evaluasi.

Peneliti menemukan hubungan yang kuat antara konsumsi nutrisi dan waktu tidur. Namun, mereka tidak dapat menemukan hubungan dengan durasi tidur karena sebagian besar peserta tidur rata-rata tujuh hingga delapan jam di malam hari.

Baca Juga: Atur dan Konsisten Waktu Tidur untuk Atasi Gangguan Tidur dan Hasilkan Kesehatan Optimal Fisik dan Mental

Hasil penelitian ini dipresentasikan pada American Physiology Summit, pertemuan tahunan unggulan American Physiological Society (APS), di Long Beach, California, pada 2023.

Kendati begitu, para peneliti memperingatkan studi ini tidak boleh ditafsirkan sebagai sebab dan akibat, tetapi dapat menunjukkan bagaimana berbagai aspek kesehatan secara bersamaan dapat berkontribusi pada kinerja dan potensi pemulihan atlet.

Dari artikel ini kita bisa memahami bahwa apa yang kita konsumsi seharusnya bisa menyehatkan, bukan menyakitkan. Selama Ramadhan memang banyak sekali jenis makanan dan minuman yang mengundang selera, tapi bila dikonsumsi dengan bijak akan membawa dampak positif seperti halnya fungsi berpuasa itu sendiri.***

Editor: Arief TE

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x