Cerita Dr. Martens : Sepatu Kelas Pekerja Hingga Kini Menjadi Tren Fashion Style Modern

15 Juli 2022, 16:08 WIB
Cerita Dr. Martens : Sepatu Kelas Pekerja Hingga Kini Menjadi Tren Fashion Style Modern /drmartens/

MATA BANDUNG – Doctor Martens merupakan salah satu merk sepatu yang eksis dari masa ke masa.

Sebagai sebuah merek sepatu, Docmart memiliki sejarah panjang yang mengantarkannya terus bertahan hingga saat ini.

Sepatu yang awalnya digunakan para kelas pekerja kasar ini, telah bergeser penggunaannya menjadi tren fashion style modern.

Baca Juga: Lirik Lagu Tujuh Tahun - Setia Band ft Pepep ST 12, Dibintangi Gisel

Sepatu bersol tebal ini bermula saat usai perang Munich, 1945. Dr. Klaus Martens yang saat itu berusia 25 tahun sedang masa pemulihan dari patah kaki, Martens membuat sepatu sol dengan bantalan udara yang terbilang unik, dengan tujuan agar bisa membantu pemulihannya.

Bersama dengan seorang Insinyur Mesin, Dr. Herbert Funk, mereka akhirnya memutuskan bermitra. Dengan menggunakan perlengkapan militer bekas untuk memulai produksi.

Tahun 1947 menjadi tahun pertama mereka memulai produksi, dan ternyata bisnis tersebut berkembang pesat di dekade awal. Penjualan pada dekade pertama, bahkan sebesar 80 persen dikuasai oleh tangan wanita di atas usia 40 tahun.

Baca Juga: Dicari Hingga Trending, Jin : Aku Duduk Dipojok Baca Webtoon

Penjualan sepatu mereka mengalami perkembangan pesat hingga dapat membuat pabrik di Munich tahun 1952. Tidak sampai di situ, perusahaanya pun tumbuh besar dan mulai melakukan pemasaran di kancah internasional pada tahun 1956.

Doc Mart Dibeli pada waktu yang tidak terpaut lama, sebuah perusahaan sepatu Inggris bernama R. Griggs Group Ltd. Perusahaan tersebut membeli hak panten untuk memproduksi sepatu di Inggris.

Beberapa perubahan dilakukan oleh perusahaan Giggs. Perubahan meliputi, tumit yang diubah, bagian atas yang bulat namun sederhana, jahitan bilur kuning yang khas, tepi sol beralur dua nada, dan pola sol yang unik.

Sepatu bot itu dicap sebagai 'Airwair' dan dilengkapi dengan lingkaran tumit hitam dan kuning yang menampilkan nama merek dan slogan “With Bouncing Soles”. Mereka menciptakan bot yang diberi nama 1460.

Baca Juga: TikTok akan Rilis Setting Mature Themes, Cek Penjelasnnya

1460 diambil dari tahun produksi sepatu. Kemudian, mereka sepakat melabelinya dengan merek baru, yakni Dr. Martens.

Pada tahun-tahun awal peluncurannya, sepatu 1460 banyak dikenakan oleh tukang pos dan pekerja pabrik yang dibandrol dengan harga 2 poundsterling.

Tahun 1960-an, Docmart justru menjadi citra baru, yakni sebagai simbol perlawanan kaum muda Inggris. Ini terjadi ketika Docmart dijadikan sebagai prinsip berpenampilan oleh para skinhead yang dengan bangga memperjuangkan gaya kelas pekerja Inggris.

Baca Juga: TikTok akan Rilis Setting Mature Themes, Cek Penjelasnnya

Tak lama setelah itu, Pete Townshend dari The Who menjadi individu berprofil tinggi pertama yang memakainya sebagai simbol kebanggaan kelas pekerja dan sikap pemberontaknya. Docmart mengalami gelombang subkultur dan musik yang panjang.

Hingga akhirnya pada masa modern ini, Docmart digunakan oleh orang-orang yang menganggap merek ini sebagai gaya tanpa peduli makna sosial yang pernah tersemat padanya.

Tahun 1970-an sepatu Dr.martens makin populer dan terkenal disebabkan karena banyak artis Punk Rock, Ska, Psychobillies, Goths, Industrialis, hardcore, straight-edge, Glam, bahkan New Wave yang memakai sepatu Dr.martens.

Musisi-musisi pada saat itu banyak sekali yang menggunakan Dr. Martens. Hal itu menimbulkan long-march yang dilakukan Docmart dari kota London menyebar ke seluruh dataran Inggris dan Eropa, lalu menginvasi dunia.

Baca Juga: Modal di Bawah Sejuta bisa Travelling ke Bali, Ini Tipsnya!

Puncaknya di tahun 1900-an, sepatu Docmart berkembang menjadi trend yang menjangkiti semua orang, bukan hanya sub-kultur Punk saja. Ia menjadi industri besar.

Hal ini sedikit membuat sebagian kalangan kecewa misalnya, sebagian komunitas Skinhead sejati yg identik dengan spirit anti kemapanan dan anti kapitalisme mulai mempertanyakan brand sang dokter.

Sebagian dari mereka mulai beralih ke merk pesaing Docmart, seperti Grinder, Ranger, Gripfast dan lain sebagainya.

Hingga kini sepatu Docmart bukan lagi milik kelas pekerja tetapi sudah menjadi bagian dari budaya populer.

Baca Juga: Album Jack In The Box telah rilis, Berikut penjelasan dari J Hope

Hal tersebut membuat Docmart tak lagi tampil di pabrik dan tempat kerja. Tempat-tempat seperti konser musik, club malam, hingga acara pernikahan pun bisa ditemukan pengguna Docmart.

Editor: Ipan Sopian

Tags

Terkini

Terpopuler