Sejarah Situ Aksan, Saksi Pemindahan Ibu Kota Bandung zaman Hindia Belanda (Bagian 2)

- 29 Agustus 2022, 18:00 WIB
Sejarah Situ Aksan, Saksi Pemindahan Ibu Kota Bandung zaman Hindia Belanda (Bagian 2)
Sejarah Situ Aksan, Saksi Pemindahan Ibu Kota Bandung zaman Hindia Belanda (Bagian 2) /Napak Tilas Bandung Tempo Dulu

MATA BANDUNG - Situ Aksan kini dikenal sebagai sebuah kawasan padat penduduk di sekitar Jalan Pagarsih dan Jalan Suryani, Kota Bandung.

Di kawasan Situ Aksan kini banyak dijumpai penjual kayu kusen, jendela, dan pintu bekas.

Sebenarnya nama Situ Aksan merujuk pada nama sebuah danau yang ada di kawasan tersebut dan tersohor di era 1960-1970.

Seorang pakar geologi, T. Bachtiar dalam sebuah artikel di surat kabar Pikiran-Rakyat edisi 5 Juli 2010 menulis tentang Situ Aksan.

Baca Juga: BBM Naik, 80,2 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi

Menurut Bachtiar, Situ Aksan merupakan danau buatan bekas galian lio batu bata.

Pada awal tahun 1800-an, Pemerintah Hindia Belanda menyetujui usulan Dr.Ir.R van Hoeven untuk membangun Kota Bandung, dan memindahkan pusat ibu kota dari Dayeuhkolot ke Kota Bandung.

Pada kurun waktu 1860 hingga 1930 terjadi pembangunan dan pembenahan besar-besaran kota Bandung sebagai persiapan sebagai ibu kota Hindia Belanda.

Mengetahui Belanda tengah gencar melakuan pembangunan kota Bandung, seorang saudagar setempat yang dikenal di kota Bandung sebagai saudagar batikan, Haji Mas Aksan, memanfaatkannya sebagai peluang.

Baca Juga: BBM Naik, Ini Bocoran Harganya yang Akan Berlaku 1 September 2022

Kemudian lahan sawah miliknya seluas sekitar 4 hektare diubah menjadi tempat pembuatan bata merah, untuk menyuplai kebutuhan bata merah untuk pembangunan gedung dan bangunan di kota Bandung.

Untuk kebutuhan air pembuatan bata merah, kemudian pemerintah Belanda  mengizinkan membelokkan aliran Sungai Leuwilimus sepanjang 600 meter ke lahan milik Haji Mas Aksan.

Pada perkembangan selanjutnya, kawasan bekas galian lio bata merah tersebut berubah menjadi sebuah danau atau situ, yang kemudian dinamakan Situ Aksan.

Sayangnya, Situ Aksan yang pernah menjadi tempat wisata favorit warga Bandung di era tahun 1950, 1960, dan 1970-an itu, kini tinggal kenangan.

Baca Juga: Waspada, Prakiraan Cuaca Jawa Barat Hari Ini Senin 29 Agustus 2022

Sejalan dengan pesatnya perkembangan penduduk dan pembangunan Kota Bandung, kawasan di sekitar Jalan Pagarsih dan Jalan Suryani telah berubah menjadi kawasan padat penduduk.

Lahan situ lama kelamaan semakin mengecil dan berubah menjadi kawasan perumahan-perumahan elit.

Sebagian di Jalan Pagarsih atau di daerah Cangkring, menjadi kawasan rumah penduduk biasa dan saat ini berubah menjadi kawasan penjualan kayu-kayu bekas dan padat penduduk.

Situ Aksan tidak lagi dikenal sebagai sebuah situ yang pernah favorit di zamannya, tetapi berubah menjadi nama sebuah kawasan padat penduduk dan terkesan kumuh di sebagian wilayahnya.

Baca Juga: Mengaku Sudah Pulih 100 Persen Puzzel Persib Yang Hilang Ini Siap Tempur Hadapi PSM Makasar

Bisa jadi, warga-warga yang sekarang tinggal di kawasan itu, tidak perneh mengetahui bahwa dahulu di tempat itu adalah sebuah situ yang diberi nama Situ Aksan. ***

Editor: Havid Gurbada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x