Peneliti Tegaskan Teknologi Wolbachia Terbukti Aman dan Efektif Turunkan Kasus DBD, Sudah Ada di Bandung Lho

- 20 Maret 2024, 23:36 WIB
Ilustrasi terkait benar atau tidak Wolbachia disuntikan pada nyamuk untuk kendalikan DBD atau demam berdarah, namun ada pula tuduhan Wolbachia hanyalah senjata depopulasi manusia buatan Bill Gates dan elit global.
Ilustrasi terkait benar atau tidak Wolbachia disuntikan pada nyamuk untuk kendalikan DBD atau demam berdarah, namun ada pula tuduhan Wolbachia hanyalah senjata depopulasi manusia buatan Bill Gates dan elit global. /Pexels/jimmy-chan

MATA BANDUNG - Peneliti utama Program Mosquito World (WMP), Adi Utarini, mengatakan bahwa teknologi wolbachia telah terbukti aman untuk manusia, hewan, dan lingkungan, sehingga dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit demam berdarah (DBD).


Saat berbicara di pertemuan Implementasi Teknologi Wolbachia di Ruang Tengah, Balai Kota Bandung, Senin, 18 Maret 2024, dia mengatakan, "Ini sudah terbukti aman, masyarakat Yogyakarta adalah contohnya Kami sudah 10 tahun hidup berdampingan dan alhamdulillah sampai saat ini kasus dbd menurun."

Adi Utarini menyatakan bahwa penelitian tentang nyamuk Aedes aegypti Wolbachia telah diakui dan didukung oleh WHO dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

"Mudah-mudahan kita bisa berfokus pada pencegahan risiko," harapnya

Baca Juga: Metode Nyamuk Wolbachia Upaya Pemkot Bandung Kurangi Kasus DBD, Kadinkes: Di Yogya Tingkat DBD Turun 70 Persen

Pada Oktober 2023, diketahui bahwa 28 orang di Kelurahan Pasanggrahan, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, menderita DBD. Kecamatan Ujungberung termasuk dalam 10 besar wilayah dengan kasus DBD tertinggi. Jadi, ini adalah tempat pertama Wolbachia masuk ke Kota Bandung.

Menurut Maxi Rein Rondonuwu, Dirjen P2P, sebelum Bandung, Yogyakarta adalah kota pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi nyamuk Wolbachia untuk mengontrol DBD.

Jelasnya, angka kasus DBD di Kota Yogyakarta telah menurun hingga 77% dan jumlah rawat inap telah menurun hingga 86% sejak program ini dimulai pada tahun 2016.

"Sejak program ini di mulai pada tahun 2016, angka kasus DBD di Kota Yogyakarta berangsur menurun hingga 77 persen dan angka rawat inapnya pun menurun hingga 86 persen," jelasnya.

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: bandung.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x