Selain itu, mengingat rute yang akan dibangun, tidak semua orang yang memiliki kendaraan roda empat akan menggunakan tol dalam kota karena keterbatasan rutenya.
Ini menunjukkan bahwa infrastruktur itu hanya akan mengatasi sebagian kecil dari masalah utama yang menyebabkan kemacetan di Kota Bandung.
Pembangunan Tol Dalam Kota Bandung pasti akan memiliki dampak yang berbeda pada masyarakat. Proses konstruksi akan menyebabkan kemacetan yang semakin parah di jalan.
Tidak ada jaminan bahwa pembangunan jalan tol akan menyelesaikan masalah karena jumlah orang yang berpindah mungkin sangat kecil. Tapi bayangkan jika jalan tol tersebut menghasilkan lalu lintas. Dia mengatakan bahwa orang-orang yang tidak pernah berpikir untuk naik mobil mungkin akhirnya melakukannya.
“Saat jalan tol sudah jadi, bukan berarti dia akan menyelesaikan masalah, karena yang berpindah mungkin tidak banyak. Tapi, bayangkan nanti kalau ada lalu lintas yang di-generated oleh jalan tol tersebut. Orang-orang yang tadinya nggak kepikiran naik mobil mungkin jadi naik mobil,” ujarnya.
Pola pergerakan masyarakat juga akan berubah, kapasitas jalan akan meningkat, dan beban lalu lintas baru akan muncul di wilayah yang dihubungkan oleh tol. Kemacetan akan kembali pada akhirnya.
“Kita tidak bisa terus-menerus menyediakan prasarana untuk mengakomodasi demand yang ada. Demand akan terus meningkat. Kalau demand terus meningkat, berarti kita harus terus membangun jalan baru,” tuturnya.
Dia percaya bahwa angkutan massal adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah kemacetan di Kota Bandung. Namun, membangun sarana angkutan massal mungkin menghadapi kendala terkait biaya dan kondisi jalan saat ini di Kota Bandung.