Wartawan Reuters Terbunuh di Lebanon, RSF : Menurut Analisis Balistik Tembakan Datang dari Arah Israel

- 30 Oktober 2023, 23:47 WIB
Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah/
Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023. REUTERS/Issam Abdallah/ /Dok. REUTERS/Issam Abdallah/ /


MATA BANDUNG - Reporters Without Borders (RSF) melaporkan pada Minggu 29 Oktober 2023 bahwa Issam Abdallah seorang jurnalis videodari kantor berita Reuters tewas pada 13 Oktober 2023 di Lebanon selatan sebagai akibat dari serangan yang "ditargetkan" dari arah perbatasan Israel. 


RSF mengumumkan bahwa tembakan datang dari arah timur tempat para jurnalis berdiri; dari perbatasan Israel.

"Menurut analisis balistik yang dilakukan RSF, tembakan datang dari arah timur tempat para jurnalis berdiri; dari arah perbatasan Israel," kata RSF.

"Dua serangan di tempat yang sama dalam waktu singkat (lebih dari 30 detik), dari arah yang sama, jelas menunjukkan sasaran yang tepat," ujar perwakilan dari RSF.

Laporan RSF tidak mencapai kesimpulan mengenai siapa yang melakukan serangan terhadap jurnalis tersebut atau memberikan analisis dasar serangan tersebut.

Baca Juga: IA ITB Jateng Hingga Banser NU, Bantu Pencarian Orang Hilang Alumni ITB yang Sedang Viral  

Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023.
Jurnalis Reuters Issam Abdallah mengambil foto selfie saat bekerja di Maras, Turki, 11 Februari 2023.


Angkatan Bersenjata Israel (IDF) belum memberikan pernyataan terkait hasil penyelidikan awal RSF.

Sebelumnya, IDF telah menyatakan bahwa mereka tidak sengaja menargetkan jurnalis dan sedang menyelidiki peristiwa yang terjadi pada 13 Oktober.


"Kami sedang meninjau kesimpulan awal yang dicapai oleh Reporters Without Borders (RSF), yang menemukan bahwa Issam Abdallah dan jurnalis lainnya di Alma el-Chaab tampaknya sengaja ditembaki dari arah Israel pada 13 Oktober," terang Reuters dalam sebuah pernyataan.


Reuters menegaskan kembali seruannya kepada pihak berwenang Israel untuk melakukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh dan transparan atas apa yang terjadi. Dan kantor berita Reuters juga menyerukan kepada semua pihak berwenang lainnya yang memiliki informasi mengenai insiden tersebut untuk melaporkan informasi yang akurat kepada pihaknya.

Baca Juga: Keren! 9 Dosen dan Peneliti ITB Masuk Peringkat Top Kelas Dunia, Siapa Saja? Simak di Sini!

"Kami menegaskan kembali seruan kami kepada pihak berwenang Israel untuk melakukan penyelidikan yang cepat, menyeluruh dan transparan atas apa yang terjadi. Dan kami menyerukan kepada semua pihak berwenang lainnya yang memiliki informasi mengenai insiden tersebut untuk memberikannya. Kami akan terus memperjuangkan hak semua jurnalis untuk melaporkan kejadian tersebut, melaporkan berita tersebut demi kepentingan publik, bebas dari pelecehan atau bahaya, di mana pun mereka berada," kata pernyataan pihak Reuters.


Di dekat desa Alma al-Shaab, yang terletak dekat perbatasan Israel, pada 13 Oktober, Abdallah bersama enam jurnalis lainnya tewas dalam baku tembak antara militer Israel dan milisi Hizbullah Lebanon.


RSF mengklaim bahwa temuan awal didasarkan pada "analisis menyeluruh terhadap laporan saksi mata, rekaman video, dan keahlian balistik." Menurut laporan, penyelidikan sedang dilakukan.

Baca Juga: Luar Biasa! Sebanyak 5.420 Mahasiswa ITB Diwisuda, 2.124 Lulusan Diantaranya Mendapatkan Predikat Cumlaude!


"Adalah tidak mungkin para jurnalis dianggap sebagai kombatan, terutama karena mereka tidak bersembunyi: untuk mendapatkan pandangan yang jelas, mereka telah berada di tempat terbuka selama lebih dari satu jam, di puncak bukit," jelas RSF.

"Adalah tidak mungkin para jurnalis disangka sebagai kombatan, terutama karena mereka tidak bersembunyi: untuk mendapatkan pandangan yang jelas, mereka telah berada di tempat terbuka selama lebih dari satu jam, di puncak bukit," terangnya.


Dalam laporan tersebut kemudian menyatakan bahwa mereka para jurnalis mengenakan helm dan rompi antipeluru bertanda 'press'.

Jonathan Dagher, kepala departemen Timur Tengah RSF, mengatakan, "Kami yakin dengan temuan kami pada tahap ini dan ingin masyarakat untuk mengetahui hal ini." "Ada unsur lain yang belum bisa kami konfirmasi," katanya, menjawab pertanyaan mengapa mereka mempublikasikan temuan awal dan video enam menit daripada menunggu sampai penyelidikan selesai.


Pemerintah dan tentara Lebanon menuduh Israel atas kematian Abdallah. Sumber militer Lebanon mengatakan kepada Reuters bahwa evaluasi teknis di lapangan yang dilakukan setelah serangan tersebut mendukung klaim tersebut.


Ketika dia dibunuh, Abdallah berada bersama dua jurnalis Reuters lainnya, Maher Nazeh dan Thaer Al-Sudani, serta jurnalis dari kelompok media Agence France-Presse dan Al Jazeera.***

Editor: Mia Nurmiarani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah