MATA BANDUNG - Perdana Menteri (PM) Israel Netanyahu membuktikan ucapannya, sebelumnya mengatakan lewat release yang sempat disitir Menteri Luar negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi, bahwa Operasi Militer akan dilakukan kembali genosida dengan "kekuatan penuh" pada saat "truce" (gencatan senjata) selesai.
Benar saja, usai gencatan senjata, kebengisan penjajah Israel yang dipimpin PM Netanyahu, semakin merajalela, Sejauh ini, setidaknya 16.000 orang tewas dan lebih dari 40.000 orang terluka. Sementara itu, 7.000 orang dikhawatirkan tewas di bawah puing-puing rumah yang hancur. Seperti dilaporkan Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip oleh Antara.
Serangan Zionis ini, menargetkan Jalur Gaza melalui darat, laut, dan udara. Akibatnya puluhan warga sipil Palestina tewas dan lainnya terluka akibat serangan yang menargetkan sejumlah bangunan, yang menghantam tidak hanya kawasan utara, namun juga kawasan selatan dimana sebelumnya dijanjikan Israel sebagai kawasan aman.
Baca Juga: Hamas Palestina dan Israel Capai Kesepakatan Perpanjangan Jeda Kemanusiaan Hingga Hari ke-7.
Laporan dari Al Mayadeen juga menyampaikan hal serupa pada Minggu 3 November 2023. Israel sengaja menargetkan sektor-sektor penting di Gaza utara, termasuk sektor kesehatan.
WAFA mengatakan pada Sabtu, 2 Dessember 2023, akibat gangguan telekomunikasi yang parah di kawasan kantong pendudukan ini, data angka pasti jumlah korban tewas tidak dapat dikonfirmasi. Karena ketiadaan jaringan telekomunikasi menyulitkan pelaporan dampak akibat serangan udara dan tank Israel.