Pemanasan Global Sebabkan Terumbu Karang Berusia Ratusan Tahun Jadi Putih!

- 9 Maret 2024, 20:06 WIB
Terumbu karang di Great Barrier Reef, Australia.
Terumbu karang di Great Barrier Reef, Australia. /The Independent

MATA BANDUNG - Terumbu karang berusia ratusan tahun di Great Barrier Reef, Astralia berubah menjadi putih. Kondisi itu membuat para peneliti, ilmuwan dan pecinta lingkungan di Australia terpukul.

Pihak berwenang, bersama dengan para ilmuwan dari Institut Ilmu Kelautan Australia terus melakukan survei untuk mengetahui luasan pemutihan karang yang terjadi akibat pemanasan global, dan sudah terjadi lima kali dalam dua dekade ini.

“Survei mengkonfirmasi peristiwa pemutihan karang yang meluas. Saat ini sedang terjadi di seluruh Great Barrier Reef,” kata pihak berwenang Australia seperti dikutip The Guardian. 

Baca Juga: Wah! Ternyata Hidrogen Bisa Jadi Sumber Energi Alternatif yang Murah dan Ramah Lingkungan

“Saat ini kita mengalami pemutihan karang yang meluas,” ujar Dr Roger Beeden, kepala ilmuwan di Great Barrier Reef Marine Park Authority.

Para peneliti dan ilmuwan mengatakan bahwa mereka sangat terpukul dengan pemutihan ini, khususnya di bagian selatan terumbu karang yang berusia ratusan tahun. Pemutihan karang akan menghambat proses regenerasi dan disebut meningkatkan risiko kematian karang.

Dia mengatakan pemutihan tersebut disebabkan oleh pemanasan global dan pola iklim El Niño.

Great Barrier Reef merupakan rumah terumbu karang terbesar di dunia – memiliki panjang sekitar 2.300 km, mencakup wilayah yang lebih besar dari luas Italia dan terdiri dari sekitar 3.000 terumbu karang.

Pemutihan massal Great Barrier Reef pertama kali terjadi pada tahun 1998 dan terjadi lagi pada tahun 2002, 2016, 2017, 2020, 2022, dan sekarang pada tahun 2024.

Suhu lautan di seluruh dunia telah mencapai rekor tertinggi selama hampir satu tahun. Pengawasan Terumbu Karang (Coral Reef Watch) milik pemerintah AS mengatakan bahwa planet ini berada di titik puncak peristiwa pemutihan karang massal global yang keempat.

Baca Juga: Sesah Hilapna, Program Pengelolaan Sampah Kelurahan Cipadung, Ciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Asri

Indonesia juga mengalami pemutihan karang. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, belum lama ini juga melakukan penilaian dan survei terhadap fenomena pemutihan karang.

Penilaian ini dilakukan secara bertahap dan kontinyu sejak Januari hingga pertengahan Februari 2024 di Kawasan Konservasi Pulau Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan (Gili Matra), Kawasan Konservasi Laut Banda dan Taman Nasional Perairan Laut Sawu.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) Victor Gustaaf Manoppo menjelaskan bahwa Ditjen PKRL sebagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam konservasi laut perlu memberikan atensi khusus dan melakukan aksi cepat menanggapi fenomena pemutihan karang. 

Selain itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya juga sangat penting dilakukan dalam upaya melindungi dan memulihkan terumbu karang yang rentan terhadap perubahan iklim global.

“Penilaian fenomena coral bleaching perlu dilakukan karena terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan laut dan manusia. Terumbu karang adalah rumah bagi berbagai spesies laut, menyediakan sumber daya makanan, perlindungan pantai, dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir,” tutur Victor lewat keterangan tertulis, Selasa (5/3).***

Editor: Arief TE

Sumber: Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x