Network
MATA BANDUNG - Kasus kekerasan seksual di Indonesia kembali terjadi. Sebelumnya, seorang mahasiswa bunuh diri diatas makam ayahnya setelah mendapat tekanan mental akibat kekerasan seksual dari pacarnya sendiri.
Belum reda kasus tersebut, mencuat kembali kasus kekerasan seksual terhadap 12 santri yang dilakukan oleh ustadz pendiri pondok pesantren di Kota Bandung.
Mendengar kedua kasus kekerasan seksual tersebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati angkat bicara, dia berharap pemerintah melakukan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) segera disahkan sebelum akhir 2021
Baca Juga: Setelah David da Silva, Kemungkinan Pemain Ini akan Direkrut Persib Bandung
Baca Juga: Tutorial Beli Tiket Bioskop Spider-Man No Way Home di aplikasi TIX ID
I Gusti Ayu Bintang Darmawati menjelaskan melalui laman resmi Kementrian PPPA https://www.kemenpppa.go.id/, kekerasan seksual dapat dihindari jika dukungan dari berbagai pihak semakin diperkuat.
“Pengawasan harus dilakukan sangat ketat dengan melibatkan orang tua, jangan hanya menyerahkan pengawasan pada lembaga pendidikan,” tutur I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam penandatanganan Prasasti Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 pada 10 Desember 2021.
Dia menjelaskan, terangkatnya dua kasus kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan karena adanya laporan dari masyarakat, dapat dijadikan sebagai tindakan pencegahan kasus - kasus kekerasan seksual lainnya dimasa depan.
“Kita dapat mengambil ‘hikmah’ dari banyaknya masyarakat yang berani bicara dan melaporkan kejadian di sekitarnya, semakin banyak yang melaporkan kasus-kasus pelanggaran hak perempuan dan anak seperti kekerasan seksual, maka akan semakin banyak perempuan dan anak yang terselamatkan,” jelas I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
