MATA BANDUNG - Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia, Lolly Suhenty, menyatakan rasa terima kasihnya atas ulasan yang diberikan oleh film dokumenter "Dirty Vote" yang disutradarai Dandhy Laksono dan disampaikan oleh akademisi
Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
"Terima kasih loh. Berarti kami dikritik. Nah, kritik itu bagi Bawaslu, hal yang memang harus kami dengar, ya, supaya meningkatkan kualitas kerja Bawaslu," kata Lolly di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Senin.
Lolly menyatakan bahwa dia telah menonton film dokumenter itu, terutama pada menit ke-57, di mana itu membahas ketidakmampuan Bawaslu selama Pemilu 2024.
"Paling tidak kritik terhadap Bawaslu itu, menit ke-57. Menit ke-57 itu bikin saya gini 'oh iya ya berarti ada hal yang belum tersampaikan ke publik dengan baik, yang itu harusnya clear (jelas) di publik, tetapi ternyata enggak clear di publik'. Itu kan jadi autokritik buat Bawaslu," ujarnya.
Lolly Suhenty, anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia, menyatakan rasa terima kasihnya atas ulasan yang diberikan oleh film dokumenter "Dirty Vote".
"Terima kasih loh. Berarti kami dikritik. Nah, kritik itu bagi Bawaslu, hal yang memang harus kami dengar, ya, supaya meningkatkan kualitas kerja Bawaslu," kata Lolly di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Senin.