MATA BANDUNG - Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), mengemukakan bahwa hampir seluruh warga di desa pertambangan di Indonesia, tidak dapat dikategorikan sebagai kaya atau miskin, karena fokus utama terdapat pada sektor tambang.
"Kalau saya meninjau daerah pertambangan, hampir warga desanya tidak ada yang kaya tetapi yang kaya, karena yang kaya ada di Jakarta," kata Abdul Halim Iskandar saat menghadiri Pesta Murok Jerami di Desa Namang Bangka Tengah, Senin.
Ia menekankan bahwa sebaliknya, masyarakat desa yang mengandalkan sektor pertanian merupakan yang memiliki kemakmuran. Oleh karena itu, dirinya mendorong kepala desa di desa-desa tambang untuk memajukan sektor pertanian, seperti yang dilakukan di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah.
Baca Juga: Tiga dari Lima Tersangka Kasus Pencurian Uang Rakyat Komoditas Timah Ditahan oleh Kejagung
"Di Kalimantan kekayaan batu bara sangat luar biasa, tetapi yang kaya siapa hanya orang-orang di Jakarta bukan orang Kalimantan," katanya.
Abdul Halim menegaskan pentingnya pengembangan sektor pertanian oleh kepala desa. Ia berpendapat bahwa upaya bawah tanah tidak akan memberikan kemakmuran bagi masyarakat desa.
"Kalau sektor pertanian ini dikembangkan maka orang-orang Jakarta tidak akan kaya, tetapi warga desa yang kaya," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Babel Tertibkan 300 Tambang Timah Ilegal yang Beroperasi di Laut Beriga
Menurutnya, model pembangunan desa harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Meskipun banyak desa tambang di Indonesia, sedikit yang mampu menjaga lingkungan seperti yang dilakukan oleh Desa Namang.