Bermuda Jadi Negara Terkecil Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020

- 27 Juli 2021, 16:00 WIB
Banyak hal menarik yang terjadi saat berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020
Banyak hal menarik yang terjadi saat berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020 /Instagram.com/@olympiadetokyo2020

MATA BANDUNG - Olimpiade Tokyo 2020 telah memasuki hari ke lima terhitung sejak 23 Juli 2021 lalu.

Berbagai hal menarik telah tercetak di perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 ini.

Salah satu hal yang menjadi sorotan Olimpiade Tokyo 2020 adalah pada cabang triatlon.

Baca Juga: Pendaftaran CASN Ditutup, Satu Juta Peserta Belum Terveririfikasi

Bermuda menjadi negara terkecil yang berhasil meraih medali emas di cabang olah raga triatlon Olimpiade Tokyo 2020.

Pelangi terindah terbentuk di Jembatan Pelangi di Tokyo pada Selasa pagi, saat para atlet triatlon terhebat dunia berenang, mengayuh, dan mengayuh di sekitar Taman Laut Odaiba.

Dan, pada akhirnya, Bermuda menemukan pot emas Olimpiade pertamanya.

Baca Juga: BMKG Menjelaskan Gempa Bumi Tojo Una-Una Sulawesi Tengah Bukan dari Aktivitas Gunung Api Colo

Atlet Bermuda Flora Duffy yang berusia 33 tahun, membawa kemenangan menakjubkannya.

Negara yang populasinya hanya 62.278 menjadi negara terkecil yang pernah memenangkan emas Olimpiade di Olimpiade Musim Panas.

Dilansir MATA BANDUNG dari The Guardian Duffy mengatakan “Saya pikir seluruh Bermuda akan menjadi gila, itulah yang membuatnya begitu istimewa,”

Baca Juga: The Minions Tetap Melaju di Olimpiade Tokyo 2020 Walau Harus Kalah Dari Ganda Putra Taiwan

Duffy melaju dengan sangat mengesankan pada lari 10 km untuk menang dalam 1 jam 55 menit 36 ​​detik - 74 detik dari Georgia Taylor-Brown dari Inggris.

"Ya, ini adalah mimpiku, tapi aku juga tahu itu lebih besar dariku." lanjut Duffy.

Duffy telah menghabiskan lima tahun memikul beban menjadi favorit Olimpiade serta memiliki satu-satunya harapan negaranya di pundaknya yang ramping.

Baca Juga: Najwa Shihab Lewat Akun Instagram Posting Program Borong UMKM Bersama KitaBisa Melalui Link Berikut

Tidak heran dia berulang kali memukul udara dalam perayaan saat dia melewati batas.

Jalannya menuju kejayaan telah dibuat lebih berbahaya oleh badai tropis Nepartak, yang melanda Tokyo dalam semalam.

Angin kencang dan hujan lebat menunda start selama 15 menit dan menyebabkan beberapa kecelakaan pada sepeda. ***

Editor: Nugraha A.M

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah