Kekalahan Telak Timnas 0-4 dari Libya Berdampak Psikologis pada Pemain

- 4 Januari 2024, 09:53 WIB
Para pemain Timnas Indonesia menelan kekalahan telak dari Libya dalam uji coba di Antalya, Selasa (2/1/2024)//PSSI
Para pemain Timnas Indonesia menelan kekalahan telak dari Libya dalam uji coba di Antalya, Selasa (2/1/2024)//PSSI /Dok. PSSI/

 

MATA BANDUNG – Kekalahan telak timnas Indonesia dari Libya 0-4, akan berdampak psykologis kepada para pemain, semestinya kalau tidak bisa menang minimal seri, kalau tidak bisa seri ya jangan kalah telak, demikian dikatakan pengamat sepak bola Binder Singh melalui kanal youtube bola bung binder.

Yang terjadi dipetandingan semalam, kata Binder para pemain timnas Indonesia tidak bisa menyatu diatas lapangan, alias permainannya amburadul dan banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh pemain timnas Indonesia sehingga kalah dengan skor telak 0-4 dari Libya. Dia tidak melihat adanya taktik permainan dari Timnas Indonesia.

Namun dia mengingatkan, bahwa pertandingan uji coba semalam hanyalah pertandingan uji coba, dalam ranka persiapan timnas Indonesia bermain di Piala Asia, artinya para pemain harus serius dan bermain sesuai dengan taktik dari Sin Tae-Yong (STY). Tapi pada pertandingan tersebut tidak ada taktik yang dijalankan, sehingga timbul pertanyaan pada dirinya tentang apa yang harus di analisa.

Mungkin teman-teman yang tidak faham akan permainan sepak bola, menilai Timnas Indonesia kalah secara telak karena STY melakukan eksperimen, karena menurutnya memang banyak sekali pergantian pemain di babak kedua.

Baca Juga: Timnas Indonesia Belum Lulus Uji Coba, Ditekuk Timnas Libya dengan Skor Telak 4 - 0

“Kalau tidak salah sepuluh atau sebelas pergantian pemain yang dilakukan, kecuali penjaga gawang Syahrul Trisna yang dipertahankan karena performernya bagus dan banyak saving yang dilakukan” kata Binder.

Atau mungkin banyak yang menilai wajar timnas kalah telak karena banyak sekali melakukan kesalahan, tapai fakta sebenarnya menurut Binder bahwa Indonesia tidak bermain mengandalkan taktik, bagaimana pemain bisa menyerang secara rapih dan bertahan secara solid, atau membangun serangan terstruktur namun mereka tidak faham akan apa yang harus dilakukan ketika mereka menguasai bola.

Bagaimana caranya para pemain itu akan bisa bermain mengandalkan kejasama, kata Binder kalau mereka tidak faham apa yang harus mereka lakukan ketika mereka menguasai bola. Jadi tidak ada sinkronisasi pergerakan dari para pemain yang menguasai bola dengan para pemain yang melakukan pergerakan tanpa bola.

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah