MATA BANDUNG - Kebekuan prestasi tunggal putra Indonesia di laga paling tua di dunia, Ell England, selama 30 tahun akhirnya terbongkar oleh Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie setelah mereka memastikan melangkah ke babak final. Mereka akan bertanding pada Minggu sore (17/3) waktu setempat.
Ginting -- yang oleh netizen sering dipanggil Sugeng -- melangkah ke babak final lebih dahulu setelah mengalahkan Christo Popov (Prancis) 19-21, 21-5, 21-11. Sedangkan Jonatan atau Jojo menyingkirkan Lakshya Sen (India) dengan skor 21-12,10-21, 21-15.
Pertemuan tunggal putra Indonesia terakhir kali terjadi pada All England 1994, saat Hariyanto Arbi berhadapan dengan Ardy Bernardus Wiranata. Sejarah kedua senior Ginting dan Jojo ini kembali mereka ukir pada 2024.
Ginting menembus hingga babak final di turnamen selevel All England menembus perjalanan yang tidak ringan. Atlet bulutangkis yang masih jomblo itu melewati pertandingan yang cukup ketat pada babak 16 besar, Kamis (14/3).
Ginting menang atas wakil Jepang Kenta Nishimoto melalui dua gim langsung dengan skor ketat 21-18, 21-19 dalam tempo 54 menit, pada babak kedua yang diadakan di Utilita Arena, Birmingham.
Ia juga bermain sabar lawan unggulan pertama Axelsen. Jalan terjal tidak hanya saat menghadapi Nishimoto. Pada babak perempat final, Ginting harus melalui laga berat karena bertemu dengan unggulan pertama, yaitu Viktor Axelsen asal Denmark.
Ginting menang melalui rubber game ketat dengan skor 8-21, 21-18, 21-19 pada pertandingan di Birmingham.
Kemenangan itu menjadi pertama kalinya sejak Ginting menang atas Axelsen di Indonesia Masters 2020. Sejak saat itu, Ginting selalu menelan 11 kali kekalahan beruntun dari Axelsen yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo.
Dalam laga semifinal, pria yang baru bertunangan pada Februari lalu itu, mengempaskan perlawanan wakil Prancis, Christo Popov, melalui rubber game 19-21, 21-5, 21-11 dalam tempo 1 jam 15 menit.