Guru Besar Komunikasi Brawijaya Ingatkan Jokowi Harus jadi Teladan, Berdiri di Atas Kepentingan Semua Golongan

12 Februari 2024, 09:59 WIB
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Prof. Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, D.COMM dalam aksi Seruan Moral Bela Negara Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya /Dok. Tangkapan Layar /

MATA BANDUNG - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Prof. Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, D.COMM mengatakan bahwa bangsa Indonesia saat ini  sedang menghadapi ujian dalam demokrasi pemilihan umum Calon Presiden  dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres). Hal tersebut ia katakan dalam kesempatan aksi Seruan Moral 'Serukan Bela Negara, Selamatkan Indonesia' Guru Besar Ilmu Komunikasi se-Indonesia yang dilaksanakan secara daring melalui zoom pada 7 Februari 2024.


Anang berpendapat bahwa setiap warga negara memiliki sebuah roh dan memiliki sebuah keimanan. Dan setiap keimanan itu adalah sebagai sebuah implementasi dari setiap warga negara yang taat berpancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.

 

"Saya memiliki ilmu. Saya memiliki keimanan. Capaian guru besar itu bukanlah sesuatu yang kertas kosong, tetapi guru besar adalah sesosok orang yang memang sudah dibangun ideologi secara mendasar dari bawah, dan itu diuji oleh waktu dan berbagai peristiwa," terang Anang.

Baca Juga: Guru Besar Komunikasi UGM Sebut Mesin Budaya Jangan Cuma Hanya Pemerintah dan Oligarki

Seruan Moral 'Serukan Bela Negara, Selamatkan Indonesia' Guru Besar Ilmu Komunikasi se-Indonesia yang dilaksanakan secara daring melalui zoom pada 7 Februari 2024.

"Oleh karena itu saya mengatakan bahwa saya tidak bisa netral, karena saya tahu akan kebenaran itu. Saya memegang etika itu, dan saat ini saya dan sebagian besar teman-teman, menghadapi bagaimana sebuah tata nilai dan perilaku kehidupan itu terkoyak tanpa memedulikan sebuah etika kehidupan," tambah Anang yang meraih gelar doktornya di University of South Australia.

Anang berpendapat, keteladanan seorang pemimpin itu menjadi sebuah keniscayaan dalam mengayomi warga negara. Ketika keteladanan seorang pemimpin itu sudah mengoyak-ngoyak etika, maka yang terjadi semua pihak mempertanyakan apa yang sedang terjadi.

 

"Ketika kita bicara komunikasi, sebuah proses komunikasi itu adalah selalu sirkuler, tidak bisa terlepas begitu saja konteks ruang dan waktu. Perilaku komunikasi hari ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan peristiwa komunikasi-komunikasi terdahulu," terang Anang yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Brawijaya.

Dirinya menilai, sebagai seorang pemimpin, Presiden Jokowi seharusnya berdiri di atas kepentingan semua golongan.

Baca Juga: Guru Besar Komunikasi Unair: Gerakan Moral Kampus Tidak Ada Mobilisasi, Murni Keprihatinan Para Akademisi

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Prof. Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, D.COMM dalam aksi Seruan Moral Bela Negara Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya

"Ketika saat ini negara sedang menghadapi sebuah kontestasi perhalatan akbar demokrasi, harusnya Bapak menjadi keteladanan bagi semua. Biarkan kontestan-kontestan itu memilih strateginya, memihak pada masyarakat dan modal-modal yang dimiliki. Tentu saja bicara pada upaya untuk membuat negara ini lebih baik. Biarkan mereka berjuang, tidak perlu Bapak Ibu ikut campur, mereka sudah dewasa,' kalau memang tidak dewasa ya harusnya kemudian tidak akan masuk pada sebuah kontestasi ini," kritiknya.

Menurutnya, kedewasaan prematur itu akan menjadi sebuah kedewasaan yang akan mudah patah arang. Anang kemudian mempertanyakan, akankah negara ini dipimpin oleh seseorang yang mudah patah arang?

Anang kemudian mengajak untuk menengok kembali bagaimana perjuangan para pejuang-pejuang tangguh kemerdekaan RI menegakkan dan membangun NKRI ini.

Menurutnya, para pendahulu adalah pejuang yang bukan hanya berpikir pada sebuah fasilitas kehidupan mewah, tetapi mereka adalah orang-orang yang tahan lapar, tahan atas tawaran, tahan atas tawaran-tawaran dari kolonial untuk diajak bersekongkol.

Baca Juga: Guru Besar Komunikasi Unair: Jokowi Contoh Sukses Sistem Demokrasi yang Kini Justru Mencederai Demokrasi

"Akankah kemudian hanya karena ingin  proses kepemimpinan ini diteruskan dengan agenda-agenda tersembunyi harus kemudian melanggar etika bangsa ini? Bumi Pertiwi ini telah menangis. Akankah Bapak terus melakukan hal-hal pelanggaran etika? dan Kami para Guru Besar saat ini bersuara karena sudah pada sebuah titik klimaks," ucap Anang.

Anang juga mengingatkan bahwa etika di atas segalanya. Dirinya sangat berharap etika dan keteladanan itu muncul dari sosok seorang Presiden Indonesia.

"Kembalilah ke jalan yang benar, dan kami akan mendukung bagaimana konstitusi- konstitusi dan regulasi-regulasi bangsa ini akan menjadikan dan memastikan demokrasi di Indonesia ini akan berjalan dengan baik. Bangsa ini butuh keteladanan, bangsa ini butuh contoh dari seorang pemimpin pemimpin yang berjiwa besar, dan berkorban untuk rakyat dan bangsanya," kata Anang menutup sesinya pada acara Seruan Moral tersebut.***

Editor: Mia Nurmiarani

Tags

Terkini

Terpopuler