Network
MATA BANDUNG - Cacar Monyet atau Monkeypox ditetapkan menjadi salah satu darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu.
Penularan penyakit Cacar Monyet dikabarkan semakin meluas di berbagai penjuru dunia, sehingga masyarakat diharap waspada.
Ahli alergi dan imunologi penyakit menular NYU Langone Health, Purvi Parikh mengamati peningkatan kasus secara global.
Baca Juga: Daihatsu Urban Fest: Ajak Anak Muda Bandung Seru-seruan Cek Tanggalnya
Parikh yang juga ingin memastikan bahwa semua orang menyadari gejala dan risikonya.
"Penting untuk mengetahui kapan Anda harus mencari pengobatan atau mengetahui kapan telah terpapar untuk mendapatkan vaksin," kata Parikh seperti dilansir dari laman Eat This Not That.
Adapun gejala awal penyakit Cacar Monyet terasa seperti penyakit flu, yakni kelelahan, demam, dan batuk. Namun penderita bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening.
Baca Juga: Jarang Disadari! Ternyata Ini Teori Simbol di Kartu Nama Woo Young Woo 'Extraordinary Attorney Woo'
Ruam cacar yang khas adalah vesikel berisi cairan yang terlihat seperti lepuh bundar kecil, dan itu bisa timbul pada wajah, alat kelamin, atau kulit di bagian tubuh mana pun.
Sementara itu, kontak seksual diyakini menjadi bentuk penularan yang paling umum saat ini, meskipun melalui tetesan darah atau cairan tubuh lainnya juga bisa menjadi salah satu faktornya.
Selain itu, berikut beberapa faktor yang membuat orang rawan terkena cacar monyet.
Baca Juga: Tak Perlu Jauh-Jauh Ke Jepang, Wisata Alam Ini Juga Menyakijan Indahnya Bunga Sakura
- Melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan.
- Individu yang mengalami immunocompromised.
- Bepergian ke daerah endemik di dunia yang memiliki tingkat cacar monyet yang tinggi.
Kendati demikian, sebagian besar kontak fisik baru-baru ini tidak terkait dengan cacar monyet.***
