Guru Besar Fikom Unpad: Prihatin, Suara Jujur dari Kampus Direduksi, Dianggap Tidak Penting oleh Pemerintah

- 12 Februari 2024, 16:50 WIB
Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si. Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran (Fikom Unpad) Bandung
Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si. Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran (Fikom Unpad) Bandung /

Atwar mengungkapkan jika kritik yang disampaikan dari kampus adalah kritik baik. Mengingatkan untuk kembali kepada trek yang seharusnya sebagai kepala negara.

"Tetapi anehnya, malah dibangun dengan narasi tandingan, dan dianggap sebagai elektoral. Sehingga itu akan mereduksi kritik yang baik itu menjadi sesuatu yang dianggap tidak penting," ujar Atwar yang telah menelurkan 4 buku, dua diantaranya buku Metode Penelitian Komunikasi dan Komunikasi Kontekstual ini.

Baca Juga: Guru Besar Komunikasi Unair: Jokowi Contoh Sukses Sistem Demokrasi yang Kini Justru Mencederai Demokrasi

Atwar berpendapat bahwa hal ini merupakan sebuah refleksi yang yang menunjukkan bahwa seolah-olah tidak ada niat baik. Tidak ada keinginan, tidak ada ketulusan, tidak ada upaya keterbukaan, untuk membangun dialektika di antara di antara pimpinan atau kepala negara dengan kalangan akademisi sebagai publik didalam pengelolaan negara yang demokrasi.

"Politik yang berbahaya itu ketika ada politik kepentingan yang sangat kuat. Ketika itu dianggap sebagai sesuatu yang mempengaruhi kepentingannya atau kebutuhannya. Kita jadi semakin semakin percaya bahwa memang Kepala Negara punya kepentingan, sehingga dia melakukan hal-hal yang tidak etis," kata Atwar.

Bagi Atwar, tuduhan bahwa perguruan tinggi dianggap sebagai bagian yang bergabung atau berkoalisi dengan pihak-pihak tertentu, adalah hal yang memprihatinkan.

Baca Juga: Guru Besar Ilmu Komunikasi se-Indonesia Gelar Seruan Moral Bela Negara, Begini Pernyataan Lengkapnya!

"Mungkin entah tujuannya sama, atau mungkin narasi-narasi yang dibangunnya sama. Tetapi Itu bukan sebuah alasan untuk menganggap atau menerima saran-saran yang baik untuk kembali kepada pengelolaan negara yang baik. Mudah-mudahan perguruan tinggi memberikan dorongan moral secara terus-menerus tidak pernah berhenti, tidak ada rasa ketakutan," kata Atwar.

Seperti yang kita ketahui bersama, beberapa perguruan tinggi membuat narasi tandingan yang menyatakan bahwa kondisi demokrasi saat ini dalam kondisi baik-baik saja. Tidak berada dalam kondisi yang sedang berat.

Hal tersebut menurut Atwar, menimbulkan kecemasan baru di tengah upaya  para akademisi memberikan masukan dalam rangka meluruskan Kepala Negara untuk kembali pada trek yang diperlukan dalam membangun kehidupan yang berdemokrasi.***

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x