MATA BANDUNG - Di tengah gemuruh demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyampaikan komitmennya untuk menghentikan kenaikan UKT yang tidak rasional di perguruan tinggi. Pernyataan ini disampaikan Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI di Jakarta, Selasa.
"Saya berkomitmen beserta Kemendikbudristek memastikan, karena tentunya ada rekomendasi dari kami, untuk memastikan bahwa lompatan-lompatan yang tidak rasional itu akan kami berhentikan," tegas Nadiem, merespons keresahan publik terhadap kenaikan UKT yang signifikan dan mengakibatkan aksi protes mahasiswa di berbagai daerah.
Nadiem menekankan pentingnya rasionalitas dalam penentuan kenaikan UKT, terutama bagi mahasiswa dari kelompok ekonomi menengah ke atas. Menurutnya, kenaikan biaya harus masuk akal dan tidak memberatkan, meskipun diterapkan pada kelompok ekonomi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Pemerintah Kembali Mengadakan Program UKT Untuk Meringankan Beban Mahasiswa
Ia mengaku menerima banyak laporan mengenai kenaikan UKT yang cukup fantastis pada beberapa perguruan tinggi negeri (PTN), khususnya pada UKT di atas golongan kedua.
"Saya mendengar banyak desas-desus mengenai lompatan biaya UKT yang cukup fantastis terhadap UKT di atas golongan kedua di beberapa PTN," ungkap Nadiem.
Untuk menindaklanjuti hal tersebut, Nadiem berjanji akan segera melakukan evaluasi, pengecekan, dan assessment terhadap kenaikan UKT yang dianggap tidak wajar.
"Saya ingin meminta semua ketua perguruan tinggi dan program studi untuk memastikan kalau pun ada peningkatan harus rasional, masuk akal, dan tidak terburu-buru apalagi melakukan lompatan (UKT) yang besar," ujarnya.
Baca Juga: Pernyataan Forum Pimred PRMN: Kawal PPDB, Hadirkan Pendidikan Tanpa Kecurangan dan Diskriminasi