Suksesi Crazy Rich Asia Pada 2030 akan Berpindah Tangan ke Generasi Pewaris

- 7 Maret 2024, 13:31 WIB
Ilustrasi seorang pria yang sedang menghamburkan uang ke udara.
Ilustrasi seorang pria yang sedang menghamburkan uang ke udara. /Freepik

“Umumnya terdapat kebebasan yang terbatas bagi generasi berikutnya untuk bereksplorasi dan mereka seringkali menunggu generasi yang lebih tua untuk mewariskan atau berhenti,” kata Kneepkens, seraya menambahkan bahwa para ahli waris terkadang kalah suara dari para tetua yang lebih menyukai status quo. meskipun sudah ketinggalan zaman.

Perbedaan lainnya, yang disetujui oleh sebagian besar pengelola keuangan, terletak pada pilihan ahli waris yang lebih muda untuk menginvestasikan uang bisnis keluarga.

Para pemimpin generasi mendatang, yang sebagian besar adalah generasi millenial dan Gen Z, cenderung lebih menyukai investasi keberlanjutan dan investasi yang bertujuan mengatasi perubahan iklim, serta proyek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, dibandingkan dengan para pendahulu mereka.

Mereka juga memiliki perspektif yang lebih internasional, menurut Desmond Teo, pemimpin perusahaan keluarga Asia-Pasifik di perusahaan jasa profesional multinasional Ernst & Young Global Ltd.

“Oleh karena itu, mereka mungkin lebih peka terhadap permasalahan global seperti pemanasan global dan kesenjangan sosial,” kata Teo.

“Saat mereka mengambil alih bisnis keluarga atau ketika melakukan investasi, mereka mungkin akan lebih memperhatikan hal-hal seperti kelestarian lingkungan, atau mengadopsi pendekatan filantropi yang lebih kontemporer, seperti investasi berdampak.”

Hal ini berlaku bahkan jika investasi tersebut terbukti memiliki risiko yang lebih tinggi, dengan imbalan yang lebih rendah. Fakta itu tercermin dari survei terhadap investor dengan kekayaan bersih tinggi di Asia-Pasifik yang dilakukan Lombard Odeir pada bulan November 2023.

Teknologi dan Aset Digital

Laporan bisnis keluarga tahun lalu yang diterbitkan oleh grup perbankan swasta Swiss Julius Baer juga mengungkapkan bahwa kelompok ahli waris yang lebih muda memiliki selera risiko yang lebih besar.

“Hampir separuh generasi baru di Asia ingin mengambil risiko yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, ditambah dengan keinginan untuk menggunakan teknologi dan informasi real-time untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat,” kata Christos Anagnostopoulos, kepala penasihat layanan kantor keluarga Julius Baer di Singapura.

Halaman:

Editor: Arief TE

Sumber: South China Morning Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x