MATA BANDUNG - Liburan lebaran yang panjang membuat tak sedikit orang mengalami post holiday blues. Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengungkapkan sejumlah penyebab seseorang dapat terkena post holiday blues setelah mengikuti musim libur panjang seperti libur lebaran.
“Post holiday blues adalah kondisi perubahan mood (suasana hati) sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali,” kata Kasandra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa (16/4).
Kasandra menjelaskan selama mengalami proses transisi tersebut, tidak mudah bagi seseorang untuk beradaptasi kembali terhadap kehidupan yang biasanya, misalkan kembali bekerja atau sekolah.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal. Dari diri individu, adanya sifat malas bergerak dan berpikir akan membuat ritme aktivitas menjadi lebih lambat. Hal itu disebabkan karena adanya rasa ingin memutar waktu ke masa liburan lebih kuat dibandingkan niat memulai rutinitas kembali.
Apalagi bila ternyata selama liburan individu tersebut sempat mengalami sakit akibat terlalu banyak atau kurang makan, telat makan atau mengonsumsi obat yang diperlukan hingga kekurangan waktu istirahat karena berinteraksi dengan banyak orang.
Kasandra melanjutkan tekanan post holiday blues juga berpotensi bertambah karena masalah-masalah teknis lain.
Baca Juga: Menkes Ungkap Tiga Masalah Kesehatan Umum saat Musim Mudik, Apa Saja? Simak yuk di Sini!