MATA BANDUNG - Tak perlu jadi muslim untuk berempati pada perjuangan Rakyat Palestina untuk merdeka. Begitu sebuah ujaran terkenal belakangan ini. Bahkan umat Kristen di Palestina pun mengalami tindakan represif tak kalah sadis oleh pasukan zionis Israel, ketika belum lama ini dua wanita (ibu dan anak) tewas ditembak di gereja oleh penembak jitu tentara zionis.
Untuk itu, jelang perayaan Natal, sebuah gereja di kota bersejarah Betlehem di Tepi Barat membuat dekorasi Natal tahun ini menggunakan puing alih-alih pohon Natal sebagai reaksi atas serangan penjajah Israel di Gaza.
"Jika Yesus dilahirkan kembali di zaman sekarang, ia akan lahir di bawah puing-puing sebuah rumah di Gaza," kata pendeta Munzir Ishak dari Gereja Evangelical Lutheran Christmas di Betlehem beberapa waktu lalu.
"Siapa yang ingin merayakan [Natal] ketika melihat kehancuran di gambar-gambar yang kita lihat setiap hari yang menunjukkan anak-anak ditarik dari puing-puing Gaza?" katanya lagi.
Baca Juga: Di Gereja Pun Tentara Zionis Tega Bunuh Ibu dan Anak serta Lukai 7 Orang lainnya yang Sedang Ibadah
Menahan diri
Oleh karena itu, alih-alih mendekorasi pohon Natal tahun ini, gereja tersebut memilih dekorasi yang terbuat dari puing-puing yang melambangkan kehancuran di Gaza.
Dekorasi tersebut adalah gundukan yang terbuat dari potongan beton di sekitar pohon zaitun, dan di tengah gundukan ditempatkan mainan bayi untuk mengingatkan bayi yang terperangkap di bawah puing-puing.
Baca Juga: Politisi dan Aktivis yang Bersikap Anti-Palestina Namun Kritik Perang Israel
Semangat Natal telah dimatikan
Ishak mengatakan memasang dekorasi puing alih-alih pohon Natal di Gereja adalah pesan bagi mereka sendiri dan dunia.
"Pesan kami kepada diri kami sendiri adalah: Tuhan bersama kami dalam kesakitan. Kristus lahir dalam solidaritas dengan mereka yang kesakitan dan menderita. Tuhan menyertai mereka yang tertindas,” katanya seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu.
"Kedua, kami ingin menyampaikan pesan kepada gereja di seluruh dunia: 'Sayangnya, Natal di Palestina seperti ini. 'Baik Kristen maupun Muslim, inilah keadaan yang kami jalani di Palestina," ujar Ishak.
"Kita dihadapkan pada perang genosida yang menargetkan seluruh warga Palestina. Sayangnya, ketika kita memikirkan kelahiran Bayi Kristus, kita memikirkan bayi-bayi yang dibunuh secara brutal di Gaza,” tambahnya.
Pemuka agama Kristen itu menyoroti bahwa serangan Israel terhadap Gaza telah “mematikan semangat Natal.”
Umat Kristen di seluruh dunia mengunjungi kota Betlehem pada akhir Desember setiap tahun untuk merayakan Natal, meyakini bahwa kota itu merupakan tempat Yesus lahir.
Para pengunjung Kota Betlehem datang ke Gereja Nativity, yang dibangun di atas sebuah gua yang diyakini sebagai tempat Perawan Maria melahirkan Yesus Kristus.***