MATA BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus mengakselerasi penyesuaian Peraturan Daerah dampak dari penerapan UU Cipta Kerja
Penerapan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menuntut daerah merevisi bahkan mencabut sejumlah peraturan daerah (perda) yang terkait dengan isi omnibus law tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna saat memimpin rapat evaluasi produk hukum daerah dan tindak lanjut program pembentukan peraturan daerah tahun 2023 di Balai Kota Bandung, Senin 27 Juni 2022.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi Mengintai, Hindari Beberapa Jenis Makanan Ini
Ema menyebut, Pemkot bersama DPRD tengah serius melakukan revisi pada sejumlah Perda.
"UU Cipta Kerja ini mempengaruhi 40 peraturan daerah di Kota Bandung. Sehingga perda tersebut harus diubah, dicabut, diganti dan lain-lain,” kata Ema.
Menurutnya, pembahasan serius terkait penyesuaian terbit harus segera dikebut, mengingat jumlah perda yang bersinggungan dengan UU Cipta Kerja begitu banyak jumlahnya dan waktu yang semakin berjalan.
"Respons kita menjadi semakin maksimal, terhadap perda-perda yang terdampak UU Cipta Kerja. Untuk segera kita selesaikan," katanya.
Baca Juga: Link Streaming Bali United vs Visakha FC di AFC Cup 2022 Hari Ini
Baca Juga: Betrand Petro Menangis saat Ruben Onsu Dilarikan Ke Rumah Sakit
Ia juga mengingatkan, para kepala OPD untuk segera mengajukan naskah akademik kepada DPRD untuk pembahasan Perda tahun 2023.
"Untuk raperda Tahun 2022 ini jangan nyebrang ke tahun 2023 kita harus bergerak cepat," katanya.
Dia mengatakan evaluasi terhadap Perda harus terus dilakukan. Perda, kata Ema, harus aplikatif dan memberikan nilai kemanfaatan.
Selain itu, sosialisasi terkait perda di Kota Bandung pun harus dilakukan secara maksimal.
Baca Juga: Jadwal Bioskop XXI di Thee Matic Mall Bandung, Beserta Harga Tiket Senin 27 Juni 2022
Baca Juga: Kajian Islam AKRONIM, Alternatif Kajian Ruhiyah dengan Orientasi Nilai-nilai Islam
"Terpenting kita sosialisasikan, kita ikut di acara cfd untuk sosialisasi perda, termasuk di humas dan medsos. Yang paling penting dari skpdnya. Apalagi yang memiliki dampak pelayanan publik yang luas, seperti perizinan, kependudukan," katanya.