Network
MATA BANDUNG - Penyaluran BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar dinilai masih belum tepat menyasar pada kalangan masyarakat yang berhak mendapatkannya.
Hal tersebut seperti diutarakan oleh Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden Maruf Amin, Ikhsan Abdullah yang mengaku geram terhadap golongan masyarakat mampu yang masih mendapatkan BBM bersubsidi.
Ikhsan pun mendesak Pertamina selaku distributor BBM untuk tegas dalam mengedukasi masyarakat, khususnya kepada golongan masyarakat mampu.
Baca Juga: Resep Sate Maranggi Beserta Bumbu, Cocok untuk Daging Kurban
Hal itu diharapkan mampu membentuk kesadaran bersama, sehingga masyarakat paham bahwa BBM bersubsidi hanya diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu.
Tujuannya, Ikhsan melanjutkan, adalah untuk pemerataan BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar secara tepat sasaran.
Ikhsan pun memberi contoh, Pertamina bisa menggunakan tulisan di setiap SPBU yang berbunyi: "BBM Subsidi Khusus Bagi Masyarakat Tidak Mampu".
Baca Juga: Resep Rendang ala Rumah Makan Padang, Bisa Dimasak dengan Daging Kurban
Menurutnya, dengan begitu orang mampu yang antre membeli BBM bersubsidi jenis Pertalite atau Solar bersubsidi akan otomatis merasa malu, sebab menggunakan sesuatu yang bukan haknya.
"Seharusnya memang begitu. Masak membeli mobil atau sepeda motor mewah mampu, tetapi BBM masih mengkonsumsi jatah orang menengah ke bawah. Orang kaya harusnya malu jika mengisi BBM subsidi di kendaraannya," kata Ikhsan seperti dikutip dari laman Antara.
Ikhsan yang juga merupakan Wakil Sekjen Bidang Hukum dan HAM Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau, perbuatan mengambil hak orang lain mengkhianati nilai moral dan agama.
Baca Juga: Pengakuan Trainer Tentang Sifat Asli Member BTS
Hak adalah sesuatu yang telah diemban individu sejak dia lahir. Ada beberapa diantaranya yang memerlukan campur tangan pemerintah dalam pemenuhannya.
Demikian juga untuk persoalan BBM subsidi ini. Sekali lagi Ikhsan menekankan bahwa penggunaan bahan bakar bersubsidi seperti Pertalite dan Solar dikhususkan bagi kalangan menengah ke bawah.
"Aturan itu sudah tepat. Sebab, orang mampu memang jangan menggunakan BBM subsidi. Karena itu bukan haknya," pungkasnya.***
