MATA BANDUNG - Penjajah Israel memutuskan untuk menggencarkan operasi militer di Rafah Jalur Gaza Selatan, warga Palestina menyuarakan keprihatinan atas keputusan tersebut.
Palestina memperingatkan bahwa hal itu dapat memicu pembantaian baru dan pengungsian yang lebih besar.
"Setiap operasi militer di Rafah berarti melakukan pembantaian baru dan melanjutkan kejahatan pengusiran terhadap rakyat kami," kata pihak Kepresidenan Palestina, seperti dikutip kantor berita Wafa.
Pernyataan tersebut meminta Amerika Serikat dan masyarakat internasional segera mengambil tindakan untuk mencegah agresi yang memperburuk penderitaan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Pada Jumat, rencana operasi militer di Rafah telah disetujui oleh Israel.
"Perdana Menteri Israel Netanyahu menyetujui rencana operasi militer di Rafah, dan tentara (Israel) secara operasional mempersiapkannya dan mengevakuasi penduduk," kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sejumlah negara telah mengingatkan Israel untuk menghindari operasi militer di Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta orang Palestina tinggal.