Ransomware Mengancam Pusat Data Nasional: Bagaimana Pemerintah Menangani Krisis Ini?

- 27 Juni 2024, 17:05 WIB
Ilustrasi Hacker.
Ilustrasi Hacker. /Foto: istimewa /

MATA BANDUNG - Pada tanggal 26 Juni 2024, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa pihaknya sedang mendalami kebocoran data yang terjadi setelah serangan siber ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

"Kami sedang dan terus dalami terkait dengan kebocoran data, yaitu masuknya virus ransomware di PDNS di Surabaya," ujar Hadi Tjahjanto dalam sebuah konferensi pers setelah menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapan Pilkada Serentak Tahun 2024 untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di Makassar, Sulawesi Selatan.

Serangan siber tersebut memicu keprihatinan mendalam, mengingat pentingnya data yang disimpan di PDNS untuk berbagai layanan pemerintah. Langkah-langkah taktis telah diambil oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menghentikan serangan tersebut. "Saat ini BSSN juga terus menyelidiki dampak lanjutan agar bisa memitigasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Misalnya, imigrasi sudah bisa berjalan lancar dan normal," tambah Hadi Tjahjanto.

Pemulihan berjalan cukup cepat. Menko Polhukam menyatakan bahwa berbagai sistem yang terkait sudah berfungsi normal kembali, namun kejadian ini tetap menjadi bahan evaluasi penting untuk mencegah serangan serupa di masa depan.

"Ini normal dan untuk yang lain-lain. Saya kira semua masih normal. Namun, ini ada satu bahan evaluasi bagaimana bisa mengamankan sistem, khususnya siber yang dikelola," jelasnya.

Pemain judi online terbanyak, menurut Hadi Tjahjanto (foto) berada di Jawa Barat disusul DKI Jakarta dengan nilai transaksi yang sangat fantastis.
Pemain judi online terbanyak, menurut Hadi Tjahjanto (foto) berada di Jawa Barat disusul DKI Jakarta dengan nilai transaksi yang sangat fantastis. antara

Baca Juga: Krisis Siber Nasional: Hacker yang Serang PDN Tuntut 8 Juta Dolar dari Pemerintah Indonesia

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengambil langkah-langkah penting dalam menghadapi serangan ransomware ini. Kepala BSSN, Hinsa Siburian, menyatakan bahwa pihaknya bersama dengan penanggung jawab sistem PDNS, Telkomsigma, telah memutus akses dari PDNS 2 di Surabaya ke pusat data lainnya di PDNS 1 di Serpong, Tangerang Selatan dan pusat data cadangan di Batam, Kepulauan Riau. "Kami yakinkan bahwa dalam hal ini Telkomsigma sudah melakukan langkah-langkah sesuai dengan prosedur. Kalau ada masalah di data center tersebut, sudah diputus antara Surabaya dan Serpong serta Batam," kata Hinsa Siburian di Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat.

Selain itu, BSSN juga melakukan penguatan keamanan siber pada pusat data lainnya di Serpong dan Batam. Tim khusus telah diturunkan langsung ke lokasi untuk memastikan bahwa tidak ada serangan siber lanjutan di kedua tempat tersebut. "Ini sudah kami lakukan penguatan. Tim dari BSSN on-site di sana untuk meyakinkan bahwa di Batam maupun di Serpong itu tidak terjadi serangan siber, ini salah satu upaya kami," ujar Hinsa.

Halaman:

Editor: Mia Nurmiarani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah