Kajian Islam AKRONIM: CHILDFREE

- 15 Februari 2023, 09:45 WIB
Ustad Dadan Sunday Prof AKRONIM
Ustad Dadan Sunday Prof AKRONIM /Dok Pribadi/

AKRONIM

(Alternatif Kajian Ruhiyah dengan Orientasi Nilai-nilai Islam sebagai Motivasi hidup dan beramal )

CHILDFREE : Kawin Hayang Tapi Ngaderehdel Anak Mumul

CHILDFREE adalah sebuah keputusan atau pilihan hidup untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri, ataupun anak angkat. Penggunaan istilah CHILDFREE untuk menyebut orang-orang yang memilih untuk tidak memiliki anak ini mulai muncul di akhir abad 20.

St. (Saint) Augustine (seorang filsuf dan teolog Kristen) percaya bahwa membuat anak adalah suatu sikap tidak bermoral, dan dengan demikian (sesuai sistem kepercayaannya) menjebak jiwa-jiwa dalam tubuh yang tidak kekal. Untuk mencegahnya, mereka mempraktikkan penggunaan kontrasepsi dengan sistem kalender. (Saint, Bishop of Hippo Augustine (1887). “Chapter 18.—Of the Symbol of the Breast, and of the Shameful Mysteries of the Manichæans”. Dalam Philip Schaff. A Select Library of the Nicene and Post-Nicene Fathers of the Christian Church, Volume IV. Grand Rapids, MI: WM. B. Eerdmans Publishing Co).

 

Baca Juga: Telkom University Resmikan Patriot Net Untuk Mitigasi Bencana

St. Augustine sendiri dikenal sebagai pengikut kepercayaan Maniisme (Maniisme adalah salah satu aliran keagamaan yang bercirikan Gnostik atau Gnostisisme. Gnotisisme sendiri adalah gerakan keagamaan yang mencampurkan berbagai ajaran agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh Tuhan yang tidak sempurna).

Para pendukung gaya hidup CHILDFREE (seperti Corinne Maier, Penulis asal Paris dalam bukunya “No Kids: 40 Reasons For Not Having Children”) mengutip beragam alasan untuk tidak memiliki anak, di antaranya:

1. Adanya masalah kesehatan, termasuk kelainan genetik,

2. Masalah finansial,

3. Kurangnya akses untuk mendukung jaringan dan sumber daya,

4. Ketakutan bahwa aktivitas seksual akan berkurang,

5. Ketakutan akan perubahan fisik akibat kehamilan, childbirth experience, dan masa pemulihan (misalnya berkurangnya daya tarik fisik),

6. Orientasi karir,

7. Keyakinan akan kondisi bumi yang terus memburuk ke arah negatif sehingga menolak untuk membawa seorang anak ke dalam situasi yang kian memburuk tersebut (global warming effects, perang, kelaparan, overpopulation, pollution, dan kelangkaan sumber daya alam). Segala peristiwa buruk tersebut dapat membawa anak hidup dalam penderitaan hingga kematian.

Baca Juga: Kajian Islam AKRONIM: Bahaya Lemah Dalam Ad Diin

8. Kesadaran akan ketidakmampuannya untuk menjadi orang tua yang sabar dan bertanggung jawab, dan masih banyak alasan-alasan lainnya.

Bahkan ada penelitian yang menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan formal seorang wanita adalah faktor paling penting dalam menentukan apakah dia memutuskan mau punya anak atau tidak. Makin tinggi tingkat pendidikan formal, makin sedikit keinginan untuk memiliki anak (atau, jika dia mau, makin sedikit jumlah anak yang ingin dimiliki).

Secara keseluruhan, para peneliti telah mengobservasi bahwa para pasangan yang CHILDFREE ternyata lebih berpendidikan secara formal, dan mungkin karena hal ini, mereka cenderung ingin dipekerjakan dalam bidang manajemen dan profesional, pada kedua belah pihak atau pasangan untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi dan untuk tinggal di area urban. Mereka juga cenderung kurang religius, dan tidak mengikuti aturan peran gender umum yang konvensional. (Park, Kristin (August 2005). “Choosing Childlessness: Weber’s Typology of Action and Motives of the Voluntarily Childless”. Sociological Inquiry. Doi. 75 (3): 372–402).

Lalu bagaimana pandangan Islam terhadap CHILDFREE ini ...???

Alloh SWT berfirman :

وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ

“ …dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu (yaitu anak)”
[Q.S. Al-Baqoroh : 187]

Abu Huroiroh, Ibnu Abbas dan Anas bin Malik dan lain-lain Imam dari kaum Tabi’in menafsirkan ayat di atas dengan anak (Tafsir Ibnu Jarir dan Tafsir Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat di atas)

Maksudnya : Bahwa Alloh SWT memerintahkan kita untuk mencari anak dengan jalan bercampur (jima’) suami istri apa yang Alloh SWT telah tentukan untuk kamu.

Cukuplah ayat di atas sebagai dalil yang tegas dan terang bahwa Islam memerintahkan mempunyai anak dengan jalan nikah dan bercampur suami-istri. Dan sekaligus merupakan larangan dan celaan terhadap mereka yang tidak mau mempunyai anak padahal ada jalan untuk memperolehnya dengan qodar Alloh.

Baca Juga: Warung Kopi Imah Babaturan, Tempat Ngopi Yang Bisa Bernostalgia

Dan sabda Rosuululloh Muhammad SAW :

تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ

“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)”
[Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]

تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ اْلأَنْبِيَاءَ يَومَ الْقِيَامَةِ

“Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat”
[Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]

Kelengkapan takhrij dua hadits di atas terdapat di kitab besar kami Riyadlul Jannah (no. 172 dan 173).

Dari berbagai macam dalih para penganut CHILDFREE yang disebutkan diatas yang pada dasarnya adalah penolakan terhadap fithroh dan kemalasan bertanggung jawab, ada satu yang paling krusial yang langsung dijawab oleh Alloh SWT karena biasanya ini yang menjadi alasan paling utama yaitu masalah rizqi yang terkait dengan biaya hidup.

Alloh SWT berfirman :

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ


" Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh)."
[Q.S Huud : 6]

Baca Juga: Taman Cibeunying, Alternatif Rekreasi Kota Bandung

Dalam ayat yang lain :

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami-lah yang akan memberi rizqi kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar."
[Q.S. Al Isro : 31]

Intinya, dengan alasan takut masalah rizqi saja yang paling krusial tidak dibenarkan alasan untuk tidak mau mempunyai anak apalagi dengan hal sepele yang sekarang sedang tren karena digaungkan oleh seorang yang menjadi selebritis di media sosial yaitu dengan alasan : SUPAYA LEBIH AWET MUDA.

Sahabat sekalian,.

Mempunyai anak atau keturunan adalah fithroh atau naluri dasar setiap makhluk hidup.

Binatang saja diberi insting oleh Alloh SWT untuk melakukan perkawinan dengan tujuan dasar agar memiliki keturunan.

Jadi jika ada manusia yang tidak mau memiliki keturunan artinya dia sudah mengingkari fithrohnya sebagai manusia.

Terlebih lagi jika mengaku diri sebagai Muslim, tentu saja sudah keluar dari ketentuan yang telah Alloh SWT tetapkan dan diarahkan oleh Rosuululloh Muhammad SAW.

Jadi sebenarnya agama Islam sebagai fasilitator fithroh atau naluri dasar manusia agar bernilai ibadah, termasuk dalam hal memiliki keturunan bahkan diantara 3 perkara yang akan menjadi sebab selamatnya seseorang dari siksa kubur adalah ketika memiliki Anak yang Sholeh.

Jadi Kawin Hayang Tapi Ngaderehdel Anak Mumul atau Kawinnya Mau Tapi Punya Anaknya Ngga Mau atau CHILDFREE bagi seorang yang mengaku Muslim adalah :

Baca Juga: Lagi Nyari Motor Matic Baru Dari Honda? Cek Daftar Harga Terbaru Beserta Spesifikasinya

Cara HIna dalam hidup dengan menolak fithrah diri perlu keturunan penerus hidup dan amal atau sekurang-kurangnya menunjukkan Lemahnya Dasar keimanan terhadap ketentuan dari Alloh SWT sehingga ada inisiatif amal yang Formatnya keluar dari arahan Rosuululloh Muhammad SAW tapi sekedar menuruti Emosi atau hanya sekedar ingin menunjukkan Eksistensi dengan membuat sensasi.

Wallohu A'laam

Semoga bermanfaat.

"PROF.AKRONIM" Dadan Sundayana

Editor: Ipan Sopian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x