Network
MATA BANDUNG - Perbincangan terkait closing statement acara debat calon presiden (capres) pada 4 Februari 2024 yang lalu, hingga kini masih menjadi topik yang hangat. Di jagad sosial media, platform X khususnya, postingan terkait closing statement masih menjadi trending topic. Akun-akun di X baik anonim ataupun bukan, saling memposting dan berkomentar setiap pasangan calon yang didukungnya dalam pemilu 2024 ini.
Guru Besar Imu Komunikasi Unversitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Atwar Bajari, M.Si., menilai, jika dalam debat capres pamungkas apda 4 Februari 2024 yang lalu, berbeda dengan debat capres sebelumnya.
“Closing statement memang sangat berbeda, unik. Pak Anies dengan ajakan kepada pendukungnya dan publik untuk menerima apapun hasilnya dengan tawakal. Penting melakukan segala upaya secara total atau seoptimal mungkin, tapi semua hasilnya diserahkan kepada Allah SWT,” ujar Atwar.
"Pak Prabowo lebih menarik lagi, closing statement dengan akan menjadi Presiden untuk seluruh rakyat Indonesia, baik yang memilih maupun yang tidak, dilanjutkan dengan permohonan maaf yang nampak tulus sekali, menunjukkan sisi humanisnya Pak Prabowo," tambah Atwar, dosen ilmu komunikasi yang menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad.
Sementara Ganjar, kata Atwar, masih tetap pragmatis, dalam closing statement masih digunakan untuk menyentil soal praktik-praktik kecurangan dan kesalahan terutama pemerintah.
Dikatakan Atwar, hasil penelusuran analisis sentimen yang dia lakukan pagi 5 Februari 2024, Anies Baswedan sentimen negatif 59,27% dan positif 31,40%. Disusul Prabowo dengan sentimen negatif 60,21% dan sentimen positif 34,06%, serta, Ganjar mendapatkan sentimen negatif 41, 60% dan positif 30, 52%.
