70 Persen Masyarakat Indonesia Lebih Memilih Pembayaran COD Saat Belanja Online

- 5 September 2021, 18:50 WIB
Sistem pembayaran cash on delivery (COD) masih banyak dipraktekkan para konsumen saat belanja online.
Sistem pembayaran cash on delivery (COD) masih banyak dipraktekkan para konsumen saat belanja online. /Foto kolase akun Facebook Dea Lova.

MATA BANDUNG - Sistem pembayaran cash on delivery (COD) masih banyak dipraktekkan para konsumen saat belanja online.

Bahkan, berdasarkan data, pembeli yang menggunakan transaksi COD ternyata masih yang paling besar jumlahnya.

Berdasarkan Statistik E-Commerce 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dari sekitar 17 ribu usaha e-commerce di Indonesia yang didata, 73% di antaranya menggunakan metode pembayaran tunai alias COD.

Baca Juga: Monumen Gasibu Bandung Akan Dijadikan Monumen Perjuangan Pahlawan Covid 19

Baca Juga: Menaker: Perusahaan Harus Lapor Data Ketenagakerjaan! Ini Keuntungannya

Ada banyak alasan calon pembeli, terutama mereka yang baru pertama kali bertransaksi secara online, lebih memilih COD. Survei Jakpat menyebutkan, 52% konsumen Indonesia memilih metode bayar di tempat dalam satu tahun terakhir.

Dari jumlah tersebut, 73% responden memilih COD karena ingin memastikan barang yang mereka terima sebelum membayarnya.

Masih menurut data yang sama dari Survei Jakpat, sebanyak 60% responden memilih COD karena menganggap metode pembayaran tersebut lebih sederhana dan tidak ribet.

Baca Juga: Bandung Gelar PTM 8 September, Ada Beberapa Syarat Yang Harus Dipenuhi Sekolah

Ada pula 30% responden yang memilih COD karena malas pergi ke ATM. Kemudian, 14% responden memilih COD karena tak memiliki akun perbankan. Sebanyak 13% responden memilih metode pembayaran tersebut karena tak punya dompet digital, dan 2% responden lainnya punya alasan lain.

“Ini artinya COD masih diminati banyak pengguna. Dalam menghadapi pesta belanja akhir tahun, tidak lupa saya kembali menitip pesan kepada pelaku UKM dan juga pembeli, agar senantiasa menggunakan layanan COD dengan bijak, dan pahami tata cara menggunakannya, agar semua tidak ada yang dirugikan. Jika menemukan kejanggalan dalam proses COD, lebih baik segera lapor ke pihak yang bertanggung jawab, baik kepada jasa ekspedisi atau e-commerce,” ungkap Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 20 Akan Dibuka, Kuota Cuman 800 ribu Peserta

Di sisi lain, metode COD mungkin ribet buat sebagian penjual atau pelaku UKM. Jika salah menanganinya, pelaku UKM yang akan dirugikan. Untuk meminimalisir kerugian menjelang pesta belanja akhir tahun, Ninja Xpress membagikan tips agar transaksi COD yang porsinya masih sangat besar ini berlangsung aman dan nyaman.

Editor: Mia Dasmawati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah