Petugas Gabungan Antisipasi Kendaraan Pribadi Saat Pelarangan Mudik

13 Mei 2021, 12:00 WIB
Penyekatan Mudik /Prokopim Kota Bandung

MATA BANDUNG - Pelarangan mudik lebaran adalah pekerjaan besar. Petugas gabungan bekerja keras membendung arus pergerakan manusia.

Bandara-bandara sepi, stasiun kereta api lengang, dan terminal-terminal bus kehilangan keriuhannya.

Namun, pergulatan bergeser ke jalan-jalan umum, mulai dari jalan tol, jalan arteri, jalan antarkabupaten, hingga jalur-jalur tikus.

Jutaan orang mencoba menembus barikade petugas demi acara mudik dengan mobil-mobil pribadi, sepeda motor,atau bersiasat dengan kendaraan niaga semacam mobil boks.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Harapkan Kebaikan di Bulan Ramadhan Terus Dilanjutkan

Sebagian besar mereka tak membekali diri dengan surat izin keluar masuk (SIKM), dan sebagian lagi tak peduli dengan syarat tes cepat antigen bebas infeksi Covid-19.

Di seputar Jabodetabek, terjadi antrean panjang, ditingkahi perdebatan sengit, bahkan pertengkaran.

Secara umum, menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, gelombang arus mudik yang berbasis transportasi publik relatif terbendung.

Baca Juga: Manchester City Kembali Jadi Juara Liga Inggris Tanpa Perlu Bertanding

Hal tersebut menjadi salah satu butir laporan Menteri Perhubungan (Menhub) dalam rapat kabinet terbatas yang membahas evaluasi sementara pelaksanaan kebijakan peniadaan mudik 6--17 Mei 2021, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 10 Mei 2021.

"Ada penurunan jumlah pergerakan penumpang selama 6--9 Mei 2021 yang mencapai 77 persen di semua moda transportasi," ujar Menhub seusai menghadiri ratas bersama Presiden Jokowi itu.

Rinciannya, pergerakan moda transportasi udara berkurang 93 persen, kereta api menyusut 58 persen, lalu bus dan minibus travel menurun hampir 84 persen.

Baca Juga: Dari Atlet Hingga Artis Korea, Dunia Mendukung Palestina

Pada butir kedua, Menhub mengatakan, transportasi yang melayani perjalanan nonmudik untuk kegiatan esensial, termasuk yang bersifat kedinasan atau kedaruratan, masih bisa diselenggarakan secara terkendali.

"Meski pada perjalanan penumpang dilakukan pembatasan secara ketat, untuk angkutan logistik tidak terkendala dan bisa berjalan lancar," ujar Menhub Budi.

Butir ketiga yang disampaikan Menhub adalah antisipasi lonjakan pergerakan arus balik seusai lebaran.

Baca Juga: Buffon Dipastikan Kembali Meninggalkan Juventus

Menhub memprediksi akan terjadi lonjakan pada H+2 Idulfitri 1442 H, yakni 16 Mei 2021. Ada dua skenario yang disiapkan.
"Pertama kami imbau masyarakat menunda kepulangan supaya tidak bertemu di satu tempat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan penumpukan," ujarnya.

Opsi kedua, Menhub mengusulkan, dilakukan testing masif di berbagai tempat yang konsentrasinya besar, seperti Madiun, Ngawi, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Cirebon, Jakarta, Bakauheni.

"Kami mengusulkan pada Menko Perekonomian dan Menkes untuk memberikan tes Covid-19 gratis bagi mereka yang melakukan perjalanan melalui darat," ujar Budi Karya menambahkan.

Baca Juga: Manchester United dan Liverpool Incar Remaja Asal Ghana

Sekitar 3,6 juta pemudik (22 persen), Menhub mengatakan, akan kembali ke kota asal masing-masing sebagai arus balik.

Butir keempat terkait kepulangan para pekerja migran Indonesia (PMI) dari Malaysia. Mereka melewati jalur laut Kepulauan Riau atau pelintasan darat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara.

Kemenhub, menurut Menteri Budi, telah berkoordinasi dengan operator transportasi, demi menyiapkan kapal dan bus-bus, untuk mengangkut mereka sampai ke tujuan akhir. Semua dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Baca Juga: Wajib Disimak Berikut Panduan Kemenag Penyelenggaraan Sholat Idul Fitri Saat Pandemi

Butir kelima yang disetujui oleh ratas hari itu adalah penundaan semua penerbangan charter dari luar negeri, yang akan membawa tenaga kerja asing (TKA) ke Indonesia. Penundaan akan dilakukan hingga setidaknya 17 Mei 2021.***

Editor: Nugraha A.M

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler