Dari Emas hingga Perak! Smelter Manyar Freeport Indonesia dengan Nilai Investasi Rp58 triliun Siap Berproduksi

28 Juni 2024, 19:05 WIB
Tangkapan layar - Peresmian smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni Smelter Manyar, di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, dipantau secara daring melalui kanal YouTube Freeport Indonesia dari Jakarta, Kamis (27/6/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri /Dok. ANTARA/Putu Indah Savitri/

MATA BANDUNG – PT Freeport Indonesia (PTFI) mengumumkan bahwa nilai investasi untuk smelter tembaga kedua mereka, Smelter Manyar, yang terletak di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, mencapai 3,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun. Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan pengumuman ini dalam acara “Peresmian Operasi Smelter Gresik” yang dipantau secara daring dari Jakarta.


“Total investasi yang sudah kami keluarkan untuk proyek ini adalah 3,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp58 triliun,” ujar Tony Wenas. Smelter Manyar merupakan salah satu investasi terbesar yang dilakukan oleh Freeport Indonesia dan merupakan capaian signifikan bagi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia.

Tony Wenas menjelaskan bahwa output dari smelter tembaga tersebut diperkirakan sekitar 650 ribu ton katoda tembaga per tahun. Selain itu, smelter ini juga akan memurnikan lumpur anoda untuk menghasilkan emas dan perak, serta beberapa logam lainnya.

“Jumlah emasnya kira-kira antara 50–60 ton dan peraknya sekitar 220 ton per tahun,” kata Tony.

Baca Juga: Freeport Perdana Kirim Konsentrat Tembaga ke Gresik, Langkah Besar Menuju Hilirisasi Nasional

Beroperasi Juni 2024, Smelter Freeport Gresik Siap Dukung Kebijakan Hilirisasi Industri

Tony memperkirakan bahwa pada pertengahan Agustus, Smelter Manyar sudah bisa memproduksi katoda tembaga pertama. Ini merupakan langkah besar bagi PTFI dalam meningkatkan produksi dan pemurnian mineral di Indonesia.

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan pesan penting kepada Freeport untuk melibatkan pengusaha daerah dalam proyek ini. Menurut Bahlil, keterlibatan pengusaha daerah dapat membantu menghindari potensi gejolak dan memastikan dukungan lokal yang kuat untuk proyek ini.

“Libatkan pengusaha daerah. Mungkin karena mereka dilibatkan, jadi tidak ada gejolak,” kata Bahlil.


Bahlil Lahadalia juga mengungkapkan bahwa peresmian Smelter Manyar membuat pemerintah merasa perlu memberikan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) kepada Freeport.

“Rasa-rasanya sih, agak kurang adil kalau kita tidak memberikan perpanjangan tambahan. Karena sudah bangun smelter di Gresik, dan kita akan mendapatkan lagi saham tambah 10 persen,” kata Bahlil.

Pemerintah juga telah menyetujui izin untuk membangun smelter di Papua, yang merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa masyarakat Papua juga merasakan manfaat dari sumber daya mineral yang berasal dari wilayah mereka.

“Supaya orang Papua juga merasa bahwa tembaganya betul, konsentratnya betul dari Papua, harus ada smelternya juga di Papua,” ucap Bahlil.

Baca Juga: Penambahan Saham Freeport, Bahlil Sebut Sudah Dekati Kesepakatan Hingga 98 Persen

Smelter Manyar adalah smelter tembaga kedua yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia. Smelter ini terletak di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Proyek ini dimulai sebagai bagian dari komitmen Freeport untuk meningkatkan kapasitas pemurnian mineral di dalam negeri dan memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Dengan kapasitas produksi sebesar 650 ribu ton katoda tembaga per tahun, smelter ini akan memainkan peran penting dalam industri pertambangan dan pemurnian mineral di Indonesia.


Peresmian Smelter Manyar melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat lokal. Kolaborasi ini mencerminkan pendekatan holistik dalam mengelola sumber daya mineral dan memastikan manfaat maksimal bagi semua pemangku kepentingan. Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam menghindari gejolak dan memastikan keberlanjutan proyek.


Seperti proyek besar lainnya, pembangunan Smelter Manyar tidak lepas dari berbagai tantangan. Namun, dengan kerja keras dan kolaborasi yang baik, tantangan-tantangan tersebut berhasil diatasi. Keberhasilan ini tidak hanya dilihat dari segi teknis dan finansial, tetapi juga dari segi sosial dan lingkungan. PTFI dan pemerintah berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam memastikan bahwa smelter ini beroperasi dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Indonesia.


Dengan adanya Smelter Manyar, masa depan industri pemurnian mineral di Indonesia terlihat cerah. Proyek ini tidak hanya meningkatkan kapasitas pemurnian mineral di dalam negeri, tetapi juga membuka peluang baru bagi pengusaha lokal dan masyarakat sekitar. Pemerintah berharap bahwa keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh bagi proyek-proyek lainnya di masa depan.***

Editor: Mia Nurmiarani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler