Hal tersebut menjadi salah satu butir laporan Menteri Perhubungan (Menhub) dalam rapat kabinet terbatas yang membahas evaluasi sementara pelaksanaan kebijakan peniadaan mudik 6--17 Mei 2021, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 10 Mei 2021.
"Ada penurunan jumlah pergerakan penumpang selama 6--9 Mei 2021 yang mencapai 77 persen di semua moda transportasi," ujar Menhub seusai menghadiri ratas bersama Presiden Jokowi itu.
Rinciannya, pergerakan moda transportasi udara berkurang 93 persen, kereta api menyusut 58 persen, lalu bus dan minibus travel menurun hampir 84 persen.
Baca Juga: Dari Atlet Hingga Artis Korea, Dunia Mendukung Palestina
Pada butir kedua, Menhub mengatakan, transportasi yang melayani perjalanan nonmudik untuk kegiatan esensial, termasuk yang bersifat kedinasan atau kedaruratan, masih bisa diselenggarakan secara terkendali.
"Meski pada perjalanan penumpang dilakukan pembatasan secara ketat, untuk angkutan logistik tidak terkendala dan bisa berjalan lancar," ujar Menhub Budi.
Butir ketiga yang disampaikan Menhub adalah antisipasi lonjakan pergerakan arus balik seusai lebaran.
Baca Juga: Buffon Dipastikan Kembali Meninggalkan Juventus
Menhub memprediksi akan terjadi lonjakan pada H+2 Idulfitri 1442 H, yakni 16 Mei 2021. Ada dua skenario yang disiapkan.
"Pertama kami imbau masyarakat menunda kepulangan supaya tidak bertemu di satu tempat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan penumpukan," ujarnya.
Opsi kedua, Menhub mengusulkan, dilakukan testing masif di berbagai tempat yang konsentrasinya besar, seperti Madiun, Ngawi, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Cirebon, Jakarta, Bakauheni.