Baca Juga: Fenomena Tempe, Makanan Tradisional Indonesia Mulai Jelajahi Pasar Dunia
Dia hanya mampu menempati urutan keenam nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 10,36 detik, dan gagal memenuhi ambisinya untuk mempertajam rekor personalnya hingga menembus 9 detik. Hasil itu pun membuat Zohri tak bisa melaju ke babak berikutnya dan harus pulang ke Tanah Air lebih awal.
Hasil itu cukup dapat dipahami mengingat minimnya pengalaman Zohri bertanding di ajang Kejuaraan Dunia yang diikuti pelari-pelari elite, seperti jagoan AS Christian Coleman dan Justin Gatlin, serta sprinter Jepang keturunan Ghana, Abdul Hakim Sani Brown.
Selain kurangnya jam terbang, Zohri juga mengakui bahwa ia kerap kehilangan konsentrasi saat sedang berlomba di lintasan, bahkan sering menoleh ke arah pelari yang menjadi pesaingnya.
“Saya memang sering sulit konsentrasi kalau sedang bertanding, bahkan mudah terganggu dengan suara-suara. Tapi saya mencoba untuk melatih diri agar bisa fokus,” kata Zohri.
Rasa percaya diri, mental dan kemampuan menjaga fokus menjadi salah satu pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan Zohri sebelum berlaga di Olimpiade Tokyo nanti.
Namun tantangan Zohri tak berhenti sampai di situ. Tantangan yang lebih nyata justru muncul sejak pandemi COVID-19 melanda berbagai negara di dunia, yang membuat pelari berusia 20 tahun itu harus kehilangan kesempatan tampil di ajang internasional lainnya sebagai pemanasan jelang ke Tokyo.
Tanpa turnamen internasional yang diikuti sepanjang tahun 2020, Zohri langsung diuji pada uji coba Olimpiade Tokyo di Olympic Stadium pada Mei lalu.
Baca Juga: Ups, Ini Lima Zodiak Teratas Dengan Pikiran Kotor: Nomor Empat Patut Diwaspadai
Sayangnya, Zohri belum mampu memberikan hasil maksimal dan hanya menempati peringkat ketujuh dengan catatan waktu 10,45 detik dalam putaran final lari nomor 100 meter putra. Sementara peringkat pertama diduduki pelari Amerika Serikat Justin Gatlin dengan waktu 10,24 detik.