TUJUAN IBADAH HAJI DAN QURBAN

9 Juli 2021, 23:11 WIB
PROF.AKRONIM" Dadan Sundayana Sekretaris Jenderal Pejuang Al Qur'an Community membahas tentang ibadah Haji dan Qurban /Dok pribadi/Mata Bandung

MATA BANDUNG - Untuk mencapai tujuan hidup atau cita-cita tentunya harus ada perjuangan. Perjuangan tidak mungkin tanpa adanya pengorbanan, bahkan pengorbanan ini adalah tolok ukur sejauh mana tujuan hidup atau cita-cita akan tercapai.

Dadan Sundayana Sekretaris Jenderal Pejuang Al Qur'an Community menyebutkan, tujuan hidup seorang Muslim tidak lain adalah agar Alloh SWT ridho kepadanya.

Seperti disebutkan diatas bahwa tujuan hidup hanya akan bisa diraih dengan perjuangan yang memerlukan pengorbanan maka agar ridho Alloh SWT bisa diraih tentunya harus ada perjuangan yang dilakukan dan pengorbanan sebagai bukti bahwa sungguh-sungguh agar ridho Alloh SWT bisa diraih.

Baca Juga: Rahasiah Besar Iqbaal Ramadhan, Wajah Ganteg Tapi Pernah Ditolak Cewe

Baca Juga: Sudah Dapat Bansos Belum??? Kalau Belum Cek di Sini, BURUAN!!!

Pengorbanan agar mendapat ridho Alloh SWT disebut dengan ibadah yang meliputi hati atau tekad, pikiran, tenaga , perasaan bahkan nyawa.

Namun yang jelas PENGORBANAN di jalan Alloh SWT adalah pembuktian agar layak dinilai mendapatkan ridho dari Alloh SWT yang dengan itu hidup akan BAHAGIA di dunia dan di akhirat. Di dunia mendapatkan surga berupa KETENANGAN dan di akhirat mendapatkan surga berupa KESENANGAN tanpa batas jumlah dan tanpa batas waktu abadi selamanya.

Dalam upaya meraih kebahagiaan itu, Alloh SWT menyediakan momen-momen yang sangat bernilai di hadapanNya sebagai sarana Setiap Muslim membuktikan dirinya agar layak diridhoi oleh Alloh SWT.

Diantara sekian banyak momen-momen itu adalah Ibadah Haji dan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya qurban.

Sulit untuk memisahkan antara ibadah haji dengan Hari Raya Idul Adha. Meskipun seorang yang merayakan Idul Adha tidak harus berangkat haji ke baitullahil haram. Namun hubungan antara keduanya sangat erat.

Baca Juga: Selesai 100 Persen, 16 Venue PON XX di Kota Jayapura Bermasalah dan Harus Dibenahi

Dari segi waktu pelaksanaan, keduanya dilakukan di bulan Dzul Hijjah. Hari Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzul Hijjah. Pada hari itu umat Islam disunnahkan untuk melakukan shalat 'Idul Adha dan menyembelih hewan qurban. Dan pada hari yang sama, jutaan jamaah haji bergerak dari Muzdalifah menuju Mina untuk melontar jumrah sebagai bagian utuh dari ritual Ibadah Haji.

Tepat sehari sebelumnya yakni tanggal 9 Dzul Hijjah, ketika para jamaah haji berwuquf di 'Arafah, umat Islam seluruh dunia disunnahkan untuk melakukan puasa sunnah. Nama puasanya disebut dengan puasa 'Arafah. Dan puasa 'Arafah adalah ibadah yang disunnahkan terkait dengan hari Raya 'Idul Adha.

Namun dari segi tempat pelaksanaan, kedua ibadah itu memang bisa dilakukan terpisah. Jamaah haji melakukan semua ritual ibadahnya di Mekkah, Mina, Arafah dan Muzdalifah. Sedangkan yang umat Islam lainnya bisa merayakan hari raya Adha itu di mana saja mereka berada.

Ketika umat Islam disunnahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzul Hijjah, para jamaah haji tidak disunnahkan untuk melakukan puasa. Sebab saat itu mereka sedang melakukan wuquf di 'Arafah yang tentunya membutuhkan tenaga ekstra. Sebab mereka tinggal hanya di tenda-tenda sementara.

Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh Masih Kendala, Erwin Bagikan Smartphone Untuk Siswa Yang Membutuhkan

Demikian juga ketika umat Islam disunnahkan untuk shalat Idul Adha pada tanggal 10 Dzul Hijjah, jamaah haji pun tidak diharuskan untuk melakukannya. Sebab saat itu mereka sedang sibuk bergerak dari Muzdalifah menuju ke Mina untuk melontar jumrah.

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam . Dan berdzikirlah Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (QS Al-Baqarah: 198)

Secara harfiah, haji dapat diartikan sebagai berkunjung, karena dalam ibadah ini kaum Muslim mengunjungi dua masjid agung; Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid an-Nabawi di Madinah.

Sedangkan Qurban adalah ibadah penyembelihan binatang yang ditentukan oleh syariat, sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibadah haji dan qurban layaknya kesatuan penghambaan terhadap Allah SWT yang tak dapat dipisahkan satu sama lain, baik dari sisi historis, waktu pelaksanaan, dan fadhilah atau manfaatnya.

Baca Juga: Breaking News : Gempa Dirasakan Di Wilayah Kabupaten Garut

Umat Islam di seluruh penjuru dunia mengiringi Haji dengan melaksanakan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan qurban sebagai syi'ar agama Allah.

Adakah hubungan antara dua ibadah yang dilakukan pada waktu yang sama tersebut? Tentu ada;

Pertama; melaksanakan qurban merupakan alternatif jika belum mampu atau belum memungkinkan untuk menunaikan ibadah haji.

Haji dan qurban merupakan syariat yang disyariatkan pada tahun yang sama, yaitu pada tahun ke-6 Hijriah.

Kedua, syariat tersebut ditetapkan oleh Allah bukan tanpa tujuan. Tetapi sesungguhnya melalui sarana ibadah haji dan qurban manusia dapat berkomunikasi secara spiritual dengan Tuhannya.

Ketiga, dakwah Islam. Dengan qurban selagi belum bisa berhaji, hal tersebut menjadi bukti bagaimana Allah memuliakan dan tidak membeda-bedakan umat-Nya.

Ada pun daging qurban, menjadi bentuk kasih sayang Allah kepada mereka yang diuji dengan keterbatasan.

Baca Juga: 332 Dugaan Tindak Pidana Diseldiki Polri di Masa PPKM Darurat Jawa Bali


Tujuan Ibadah Haji dan Qurban

Adapun tujuan utama dalam ibadah haji dan qurban yaitu,

Pertama, melalui syariat ibadah tersebut Allah sengaja memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih bagaimana ia hidup dengan rezeki yang Allah titipkan.

Kedua, melalui sarana ibadah manusia dapat secara bertahap menuju kesempurnaan jiwa yang kebaikan serta manfaatnya tidak akan berakhir pada batas-batas dunia.

Kombinasi dua ibadah tersebut, memotivasi umat Islam dunia berlomba-lomba menjadikan tabungan kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat selanjutnya.

Karena haji dan qurban merupakan bentuk pengorbanan dari segi harta, yang tentunya Allah sudah janjikan pahala daripadanya.

Misalnya pahala kebaikan berqurban, hal tersebut tertuang dalam suatu Hadis berikut:
Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu," (HR. Tirmidzi, no: 1413).

Baca Juga: Alhamdulillah, Patuhi PPKM Darurat Jawa Bali Mobilitas Warga Jawa Barat Turun 20 Persen

Dan yang paling harus diingat dalam melaksanakan ibadah sebagai bentuk pengorbanan untuk mendapatkan ridho Alloh SWT, termasuk dalam pelaksanaan Ibadah Haji dan Qurban adalah senantiasa menjaga NIAT harus benar-benar tulus karena Alloh SWT, bukan karena ingin mendapat gelar sebutan Haji atau Hajah dan bukan karena ingin mendapat pujian dari manusia.

 

Editor: Mia Dasmawati

Tags

Terkini

Terpopuler