MATA BANDUNG - 'Serbuan' mobil listrik Cina ke Eropa membuat Uni Eropa bergetar. Belum lama ini, Uni Eropa sedang menggodok pajak baru yang akan mencapai 38,1 persen untuk impor kendaraan listrik baterai (BEV) asal Cina. Namun, hal ini tidak membuat senang para pejabat di Jerman. Mereka sedang mengupayakan agar proposal tersebut tidak benar-benar diberlakukan.
Pekan lalu, Komisi Eropa telah mengumumkan struktur pajak yang baru untuk mobil yang diimpor dari Cina. Struktur pajak itu bergantung pada satu produsen berdasarkan investigasi pada seberapa banyak bantuan keuangan yang diterima setiap produsen mobil Cina dari pemerintahnya.
SAIC, yang memiliki MG, dikenakan pungutan maksimum 38,1 persen, sementara merek-merek seperti Geely dan BYD akan dibebaskan dari pungutan masing-masing sebesar 20 dan 17,4 persen, lapor Carscoops, Selasa (18/6).
Baca Juga: Inovasi Baterai Mobil Listrik Terus Berkembang dan Berkompetisi dengan Ketat
![Sebuah mobil listrik dari jenama terkenal yang sedang dipamerkan.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/02/22/926788569.jpg)
Namun, dilaporkan bahwa pembicaraan rahasia antara para pejabat di Berlin, Uni Eropa, dan Cina dapat menghasilkan kompromi sebelum pajak yang diusulkan berlaku, dengan tenggat waktu 4 Juli.
Optimisme ini berasal dari keyakinan bahwa Uni Eropa dan Cina dapat menemukan titik temu, asalkan ada kesediaan dari kedua belah pihak untuk membuat konsesi.
Meskipun banyak produsen mobil Eropa telah menyatakan keprihatinannya tentang ancaman mobil pembakaran internal (ICE) dan kendaraan listrik Cina yang murah, sebagian besar produsen mobil tidak mendukung proposal Uni Eropa.
Baca Juga: Produsen Mobil Listrik Jor-joran Kasih Promo di IIMS 2024, Siapa Cepat Dia Dapat
![BYD Seal dipamerkan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/2/2024).](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/02/22/4001150016.jpg)