Menurut Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional, Washington ingin "melihat pasien dilindungi. Kami ingin melihat rumah sakit dilindungi."
Jake Sullivan memberi tahu wartawan di Gedung Putih bahwa dia dan pemerintah Israel telah berbicara tentang masalah ini dan mereka setuju bahwa mereka tidak ingin melihat baku tembak terjadi di rumah sakit.
"Kami telah berbicara dengan pemerintah Israel mengenai hal ini dan mereka memiliki pendapat yang sama yakni tidak ingin melihat baku tembak di rumah sakit," kata Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.
Dia mengatakan, "Rumah sakit harus dilindungi. Rumah sakit harus dapat berjalan efektif sehingga layanan medis dapat diberikan kepada pasien. Dan terakhir, ketika masyarakat perlu dievakuasi dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk menjamin keberlangsungan perawatan, evakuasi rute harus aman."
Menurutnya, pemerintah Israel telah memberi tahu pihak AS bahwa ada rute evakuasi untuk orang-orang yang meninggalkan kompleks rumah sakit tersebut dan akan terus ada.
Baca Juga: OKI, Apa dan Bagaimana Perannya dalam Konflik di Palestina Selama Ini
Pada hari ke-38 agresi Israel di Jalur Gaza, sedikitnya 11.180 warga Palestina, termasuk 7.700 lebih anak dan perempuan, tewas, dan lebih dari 28.200 lainnya terluka. Data terbaru dari otoritas Palestina di wilayah kantong tersebut menunjukkan jumlah kematian tersebut.
Sejak serangan Oktober lalu, Israel telah menerapkan serangan udara dan darat yang terus-menerus terhadap ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja.
Menurut data resmi, jumlah korban di Israel hampir mencapai 1.200 orang. Namun, Israel merevisi perkiraan sebelumnya menjadi lebih dari 1.400 korban jiwa pada Jumat 10 November 2023.***