BNPB Lakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk Tanggulangi Bencana di Jawa Tengah

18 Maret 2024, 16:09 WIB
Pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah, Sabtu (16/3). /bnpb.go.id/Smart Cakrawala

MATA BANDUNG - Sebagai upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi basah di wilayah Jawa Tengah bagian utara, Pemerintah melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dimulai dari hari Sabtu 16 Maret 2024 dan direncanakan hingga Rabu 20 Maret 2024 mendatang.

Menurut rilis BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), pada operasi TMC hari pertama ini telah dilakukan sebanyak tiga kali sortie penerbangan.

Operasi TMC ini dilaksanakan atas koordinasi yang dilakukan oleh BNPB, bersama BMKG, BRIN, TNI AU, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pihak-pihak terkait lainnya.

Baca juga: 180 Warga Pesisir Pelabuhanratu Terdampak Banjir Rob Masih di Pengungsian, Proses Evakuasi Telah Selesai

Pada tiap sortie, tim menyemai bahan Natrium Klorida (NaCl) sebanyak satu ton, menggunakan pesawat jenis Cesna Grand Carravan berlogo BNPB, dengan nomor lambung PK-SNG dari Lanud Ahmad Yani Semarang. Total bahan semai untuk operasi TMC hari pertama ini sebanyak tiga ton.

Pesawat yang dikemudikan oleh pilot Kapten Eggy ini, pada sortie pertama dan kedua mengudara dan menyemaikan bahan NaCl di atas langit perairan utara Jawa Tengah, pada ketinggian jelajah 8.000 - 12.000 kaki.

Kemudian sortie ketiga, pesawat melakukan penyemaian di atas langit Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Pekalongan pada ketinggian jelajah 8.000-12.000 kaki.

 Baca juga: BMKG Bantah Video Viral di TikTok Sebut Megathrust Lumpuhkan Jakarta

Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Jateng

Sementara itu, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan intensitas sedang-lebat dan disertai petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Senin 18 Maret 2024. Hal itu dinformasikan Kantor Meteorologi Kelas II lewat rilisnya yang disiarkan oleh Ahmad Yani di Semarang.

Sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah kabupaten/kota di sepanjang pantai utara bagian tengah, telah memicu terjadinya rentetan kejadian bencana seperti banjir, banjir bandang, angin kencang dan tanah longsor.

BMKG juga menyatakan bahwa selain cuaca ekstrem, bencana tersebut turut dipengaruhi adanya gangguan dari atmosfer sejak Rabu (13/3), termasuk dampak tidak langsung dari kemunculan bibit siklon 91S, 94S dan 93P di Samudera Hindia wilayah selatan Indonesia.

Pada rilisnya, BPBD Provinsi Jawa Tengah menyampaikan hasil monitoring yang dilakukan, wilayah kabupaten/kota yang terdampak bencana hidrometeorologi basah meliputi Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Grobogan.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: bnpb.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler