MATA BANDUNG- Teguh Aprianto konsultan keamanan siber mengemukakan pengguna yang tak teliti, awam terhadap teknologi serta sedang teralihkan perhatiannya rentan untuk menjadi korban penipuan siber.
Tak hanya orang awam saja, orang yang betul-betul paham soal keamanan digital juga bisa menjadi korbannya, jika konsentrasinya sedang campur aduk.
Teguh Aprianto Pendiri Ethical Hacker ini menjelaskan cara-cara yang dilakukan penipu untuk merampas akun targetnya.
Baca Juga: Perbandingan Apple iPhone 11 vs Apple iPhone XS Max, Keduanya Di bekali Kamera Belakang 12MP
Hal pertama yang di lakukan oleh para penipu, mereka melakukan dengan cara phising, yang mana korban dijebak dengan menggunakan halaman login palsu yang dibuat mirip dengan halaman login asli pada suatu website.
Pengguna yang tidak jeli akan mengisi data di halaman palsu tersebut dan bisa menjadi korban karena data penting itu sebetulnya dimanfaatkan oleh penipu.
Cara kedua dengan cara, rekayasa sosial (social engineering) yang mana korban penipuan dimanipulasi agar tanpa disadari mengikuti keinginan pelaku atau memberikan apa yang diminta pelaku dengan tujuan agar mau mengisi data pribadi.
Umumnya, pelaku penipuan akan menghubungi korban melalui telepon dan berpura-pura sebagai oknum yang harus meminta data pribadi secara rinci, termasuk nomor OTP (One Time Pasword) yang di kirim melalui email maupun SMS.