MATA BANDUNG - Debat calon presiden hari pertama, Selasa malam, 12/11, terlihat Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saling lempar kritik dan sanggahan dengan nada agak tinggi bahkan mengejek. Ganjar Pranowo ambil keuntungan dengan menjadi orang merasa tidak enak melihat pemandangan keduanya.
Ini diawali saat Anies mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia kehilangan kepercayaan dan partai politik harus transparan khususnya dalam pembiayaan. Prabowo yang mendapatkan giliran menanggapi langsung menyerang Anies yang mempertanyakan pernyataan mantan Gubernur DKI tersebut.
"Mas Anies, saya kira Anda berlebihan. Jika Anda katakan demokrasi di Indonesia kehilangan kepercayaan Anda tak mungkin kemaren jadi gubernur!" tegas Prabowo yang disambut tepuk tangan meriah para pendukungnya.
Ganjar yang mendapat giliran menanggapi seperti ambil keuntungan. "Saya jadi merasa enggak enak nih," katanya.
Baca Juga: Bagaimana Kewenangan KPU dalam Menetapkan Pasangan Capres dan Cawapres, Begini Aturan Hukumnya!
Saling serang
"Mereka mengeluh kartu tani yang Bapak (Ganjar) luncurkan mempersulit mereka mendapatkan pupuk. Mereka ingin pengadaannya disederhanakan," tegas Prabowo.
Saat mendapat giliran menanggapi, Ganjar menyerang balik dan mengingatkan bahwa Prabowo pernah menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Namun, pupuk langka di mana-mana, tidak hanya di Jawa Tengah.
"Untuk Pak Prabowo, harus saya ingatkan, pupuk juga langka terjadi di Papua, Pak. Terjadi di Sumatera Utara, NTT, NTB, Kalimantan Timur," katanya.
Menurut Ganjar, kelangkaan pupuk ini karena data petani tidak pernah beres selama ini. "Maka, kalau kemudian satu data petani itu bisa kita kelola, distribusi pupuknya harus bisa sampai dan tepat sasaran," jelasnya.