Longsoran di Kampung Gintung adalah jenis aliran bahan rombakan (debris flow), dimana material longsoran berupa tanah, fragmen batuan, dan bahkan pepohonan yang terbawa oleh air dan merusak rumah-rumah warga.
Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun, S.T., M.T., menekankan pentingnya partisipasi semua pihak dalam upaya mitigasi bencana longsor, termasuk pemerintah, industri, perguruan tinggi, lembaga sosial, media, dan masyarakat. Dia menyoroti perlunya peningkatan kapasitas masyarakat di daerah rawan longsor melalui pendidikan dan pelatihan.
Menurutnya, semua sektor harus bekerja sama untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi longsor, terutama dalam mengenali gejala-gejala awalnya.
Metode mitigasi dapat dilakukan secara struktural dan nonstruktural, yang umumnya telah diterapkan di banyak tempat di dalam dan luar negeri.
Upaya mitigasi struktural dilakukan dengan mengurangi gaya yang memicu longsor dan meningkatkan resistensi lereng. Ini termasuk modifikasi geometri lereng, perbaikan saluran air, penguatan material lereng, dan pembangunan struktur penyangga.
Metode perlindungan terhadap longsoran aliran bahan rombakan seperti dinding pengelak, pagar pemecah aliran, dan cekungan penampung aliran juga diterapkan.
Di sisi lain, tindakan nonstruktural seperti sosialisasi peta rawan bencana dan pemasangan rambu peringatan bencana harus melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Selain mitigasi, pemantauan terhadap lereng yang rawan longsor sangat penting untuk memberikan peringatan dini terhadap bahaya longsor.